Begini Cara Deteksi Sederhana pada Hipertensi

29 November 2020, 12:05 WIB
Begini Cara Deteksi Sederhana pada Hipertensi /pixabay/

RINGTIMES BALI - Cara untuk mendeteksi atau menegakkan diagnosis penyakit hipertensi, sangat sederhana yaitu dengan mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter.

Hipertensi ditegakkan bila tekanan darah ? 140/90 mmHg. Pengobatan atau penatalaksanaan hipertensi membutuhkan waktu lama, seumur hidup dan harus terus menerus.

Jika modifikasi gaya hidup tidak menurunkan tekanan darah ke tingkat yang diinginkan, maka harus diberikan obat.

Baca Juga: Cara Praktis Cegah Kegemukan, Berikut Deretan Penyakit Akibat Obesitas

Sarana dan prasarana untuk diagnosis dan mengobati hipertensi, termasuk mendeteksi kemungkinan terjadi kerusakan organ target atau komplikasi pada dasarnya sudah tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan.

Keberadaan Posbindu PTM setiap bulan dalam wadah Desa Siaga aktif di setiap kelurahan di setiap wilayah di Indonesia, sebenarnya sudah cukup untuk mewaspadai dan memonitor tekanan darah dan segera ke Puskesmas/fasilitas kesehatan jika tekanan darahnya tinggi.

Dilansir dar laman Kemenkes, melalui Puskesmas dan Posbindu PTM, masyarakat cukup mendapat kemudahan akses untuk mendeteksi atau monitoring tekanan darahnya.

Baca Juga: Ini Lokasi Nyeri pada Gangguan Jantung, Cek Sebelum Terlambat

Jika mampu membeli tensimeter sendiri untuk memonitor tekanan darah keluarga secara rutin akan lebih baik.

Namun yang paling penting adalah meningkatkan perilaku hidup sehat. Keberadaan Posbindu PTM di masyarakat lebih tepat untuk mengendalikan faktor risiko Penyakit Tidak Menular (obesitas, hiperkolesterol, hipertensi, hiperglikemi, diet tidak sehat, kurang aktifitas dan merokok).

Kegiatan deteksi dini pada Posbindu PTM dilakukan melalui monitoring faktor risiko secara terintegrasi, rutin dan periodik.

Baca Juga: Anak Kembali ke Sekolah, Orang Tua harus Kenali Beda Flu atau Covid-19, Simak di Sini

Kegiatan monitoring mencakup kegiatan minimal yaitu hanya memantau masalah konsumsi sayur/buah dan lemak, aktivitas fisik, indeks massa tubuh (IMT), dan tekanan darah.

Sementara kegiatan monitoring lengkap yaitu memantau kadar glukosa darah, dan kolesterol darah, pemeriksaan uji fungsi paru sederhana dan IVA.

Tindak lanjut dini berupa peningkatan pengetahuan masyarakat tentang cara mencegah dan mengendalikan faktor risiko PTM dilakukan melalui penyuluhan / dialog interaktif secara massal dan / atau konseling faktor risiko secara terintegrasi pada individu dengan faktor risiko, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Baca Juga: 10 Herbal Ini Ampuh Turunkan Tekanan Darah Tinggi untuk Atasi Hipertensi, Patut Dicoba!

Kasus faktor risiko PTM yang ditemukan yang tidak dapat dikendalikan melalui konseling dirujuk ke fasilitas pelayanan dasar di masyarakat (Puskesmas, Klinik swasta, dan dokter keluarga) untuk tidak lanjut dini.***

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler