Hasil citra satelit menunjukkan puing-puing bangunan memenuhi jalanan utama di Kota Dansha, lokasi pertempuran antara tentara pemerintah dan kelompok pemberontak.
Baca Juga: Disebut Halangi Anwar Ibrahim Jadi Perdana Menteri Malaysia, Ini Tanggapan Mahathir Mohamad
Ratusan, bahkan kemungkinan ribuan orang tewas akibat konflik di Tigray.
Lebih dari 30.000 warga melarikan diri dari rumahnya dan mengungsi di Sudan.
Kelompok pemberontak di Tigray juga menembakkan beberapa roket ke Kota Amhara di Ethiopia dan di negara tetangga, Eritrea.
Baca Juga: Rezeki Lancar, Yuk Simak Peruntungan Weton Jawa Rabu Legi Menurut Primbon Jawa
Uni Afrika (AU) pada Jumat malam mengumumkan tiga orang utusannya, yaitu mantan presiden Mozambik, Joaquim Chissano; mantan presiden Liberia, Ellen Johnson-Sirleaf; dan mantan presiden Afrika Selatan Kgalema Motlanthe.
"Tugas utama utusan khusus ini adalah untuk mengajak seluruh pihak yang berkonflik untuk mengakhiri pertempuran, menciptakan kondisi yang tepat agar ada dialog yang inklusif untuk menyelesaikan seluruh permasalahan penyebab konflik, dan mengembalikan perdamaian serta stabilitas di Ethiopia," kata AU dalam pernyataan tertulisnya.
Pemerintah Ethiopia berulang kali mengatakan pihaknya tidak akan bernegosiasi dengan Barisan Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), partai politik yang memimpin pemberontakan.
Baca Juga: Cara Mengamankan WA Agar Tidak Disadap, Begini Caranya