Disebut Halangi Anwar Ibrahim Jadi Perdana Menteri Malaysia, Ini Tanggapan Mahathir Mohamad

- 21 November 2020, 17:34 WIB
ANWAR Ibrahim yang menemui Dr. Mahathir Mohamad sebelum pengunduran diri dari jabatan Perdana Menteri Malaysia merasa puas atas rapat yangd dihadiri keduanya.*
ANWAR Ibrahim yang menemui Dr. Mahathir Mohamad sebelum pengunduran diri dari jabatan Perdana Menteri Malaysia merasa puas atas rapat yangd dihadiri keduanya.* /Kolase instagram/@anwaribrahim_my dan AFP/Behrouz MEHRI

RINGTIMES BALI - Adanya opini yang berkembang bahwa Mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad menghalangi  pemimpin oposisi Dato' Seri Anwar Ibrahim untuk menjadi perdana menteri akhirnya ditanggapi Mahathir.

"Benar dahulu saya berpendapat bahwa karena sebab tertentu dia tidak layak untuk menjadi Perdana Menteri Malaysia. Tetapi apabila Najib Razak (mantan perdana menteri) menjadi kleptokrat, saya sanggup bekerja sama dengan Anwar untuk jatuhkan Najib," ujarnya melalui blog yang ditulisnya di Kuala Lumpur, Sabtu, sebagaimana dikutip RINGTIMES BALI dari laman ANTARA, 21 November 2021.

Mahathir mengatakan dirinya tidak menentang rencana Pakatan Harapan (PH) bahwa Anwar akan menggantinya apabila dirinya meletakkan jabatan namun belum sampai waktunya teman-teman Anwar mendesak supaya dirinya meletakkan jabatan.

Baca Juga: Cara Mengamankan WA Agar Tidak Disadap, Begini Caranya


"Pada 21 Februari 2020, saya diberitahu oleh Muhyiddin dan beberapa pemimpin Bersatu bahwa pada malam itu Musyawarah Majelis Presiden PH akan mendesak supaya saya meletakkan jabatan untuk Anwar dilantik sebagai Perdana Menteri. Konon saya akan dipaksa lantik Anwar sebagai Wakil Perdana Menteri dengan segera," katanya.

Dia mengatakan tujuan Muhyiddin ialah supaya dirinya setuju Bersatu keluar dari Pakatan Harapan untuk menjatuhkan pemerintah Pakatan Harapan (PH).

"Muhyiddin, Azmin Ali (Menteri Perekonomian yang membelot dari PKR) dan Hamzah (Menteri Dalam Negeri) sudah merancang untuk bekerja sama dengan Mufakat Nasional (koalisi UMNO dan PAS) untuk mendirikan pemerintah baru mengganti PH," katanya.

Baca Juga: Keren, NASA dan NOKIA Akan Bangun Sinyal 4G di Bulan

Mahathir menuturkan Azmin Ali pula telah membenarkan apabila rencana tersebut di atas dibuat dalam Majelis Presiden PH dia akan walk out.

"Tetapi pada malam itu musyawarah Majelis Presiden PH, setelah berbincang dengan panjang lebar, setuju supaya saya diberi kuasa untuk meletakkan jabatan sewaktu-waktu yang saya pilih. Ini bermakna PH masih mendukung saya," katanya.

Mahathir mengatakan PH jahat untuk menolak dirinya tidak menjadi kenyataan seperti yang didakwa oleh Muhyiddin dan teman-temannya.

Baca Juga: Kapan Pengumuman BLT UMKM Tahap 2, Sejumlah Daerah Dikabarkan Ada yang Sudah, Cek eform.bri.co.id

"Saya berpendapat tidak ada sebab kenapa saya perlu setuju untuk Bersatu keluar dari PH," katanya.

Pada 23 Februari, ujar dia, dirinya telah memberitahu kepada Muhyiddin bahwa rencana Bersatu keluar dari Pakatan Harapan perlu ditangguhkan karena PH masih mendukung dirinya sebagai perdana menteri.

"Pendek cerita Majelis Pimpinan Tertinggi Bersatu tolak rekomendasi saya dan setuju Bersatu keluar dari PH dengan serta-merta. Ada yang menggebrak meja dan dengan lantang mendukung Muhyiddin untuk keluar dari PH," katanya.

Baca Juga: Cek Nama Penerima Bansos Rp500 ribu KPM PKH, Login dtks.kemensos.go.id

Mahathir mengatakan kepercayaan dirinya sebagai ketua partai sudah tidak ada dan keputusan itu juga bermakna Bersatu sudah keluar dari PH dan pemerintah PH sudah jatuh.

Jika dirinya tidak lagi Ketua Bersatu dan PH bukan lagi pemerintah, ujar dia, pihaknya sudah tidak lagi menjadi perdana menteri.

"Pada malam itu Muhyiddin Yasin bersama pemimpin-pemimpin UMNO dan PAS telah berada di Hotel Sheraton. Kesanggupan Muhyiddin sebagai Presiden Bersatu berada bersama dengan musuh PH bermakna bahwa rencana membentuk pemerintah Perikatan Nasional sudah jadi kenyataan," katanya.

Baca Juga: info.gtk.kemdikbud.go.id Sedang Down, Tips Khusus Cek BLT Guru Honorer PTK non PNS Rp1,8 Juta

Pernyataan Mahathir tersebut juga diunggah ke Twitter pribadinya dan mayoritas netizen menyalahkan pendiri Partai Pejuang tersebut karena tidak menyerahkan kekuasaan kepada Anwar Ibrahim sebagaimana perjanjian di PH.***

Editor: Dian Effendi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x