"Kami akan terus melakukan protes dan pemogokan sampai rezim militer benar-benar gagal," sambungnnya.
Selain itu, sehari setelah pertemuan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dengan Jenderal Senior Min Aung Hlaing di Jakarta, Indonesia pada Sabtu, 24 April 2021, aksi protes terjadi di sebagian kota-kota besar di Myanmar pada Minggu, 25 April 2021.
"Apakah itu ASEAN atau PBB, mereka hanya akan berbicara dari luar dengan mengatakan jangan melawan tetapi negosiasikan dan selesaikan masalah. Tapi itu tidak mencerminkan situasi dasar Myanmar," kata Khin Sandar dari kelompok protes yang disebut Kolaborasi Pemogokan Umum. Komite.
"Kami akan melanjutkan protes. Kami memiliki rencana untuk melakukannya," sambungnnya kepada Reuters.
Baca Juga: Salah Sasaran, Gadis 7 Tahun Tewas Tertembak Pasukan Militer Myanmar
Pertemuan ASEAN merupakan upaya internasional terkoordinasi pertama untuk meredakan krisis di Myanmar telah mengalami kekacauan sejak kudeta.
Selain protes tersebut, kematian dan penangkapan, pemogokan nasional telah melumpuhkan kegiatan ekonomi negara miskin yang bertetangga dengan China, India, dan Thailand.***