Kudeta Myanmar, Pendukung Aung San Suu Kyi Serukan Pembebasan, Militer Tuai Kecaman

- 3 Februari 2021, 07:15 WIB
Setelah terjadinya kudeta Myanmar, pendukung Aung San Suu akui serikan pembebasan dan pihak militer tuai kecaman
Setelah terjadinya kudeta Myanmar, pendukung Aung San Suu akui serikan pembebasan dan pihak militer tuai kecaman /PIXABAY/jorono


RINGTIMES BALI -
 Setelah dilakukannya kudeta Myanmar. Pendukung Aung San Suu Kyi telah menyerukan pembebasannya  agar hasil pemilu Myanmar tahun 2020 diakui. Pihak militer malah tuai kecaman.

Pemimpin terpilih negara itu, Aung San Suu Kyi dan puluhan tokoh politik yang ditahan oleh militer, setelah adanya kudeta Myanmar pada Senin, 1 Februari 2021. Hal tersebut membuat pihak militer tuai kecaman dari masyarakat Myanmar.

Sejak terjadinya kudeta Myanmar, keadaan kota utama Myanmar, Yangon, tenang. Tetapi secara online banyak orang mengubah gambar media sosial mereka menjadi merah untuk menandakan dukungan mereka untuk Aung San Suu Kyi, yang menang telak dalam pemilihan November 2020.

Baca Juga: Biden Ungkap Kongres Perlu Bertindak Atas Bantuan Covid-19 Sebesar 1,9 Triliun Dolar AS

Di malam hari, warga menggedor pot logam, protes simbolis terhadap militer. Beberapa menyalakan lilin di balkon mereka sebagai protes terhadap militer, yang sebelumnya menguasai Myanmar selama sekitar lima dekade.

Kampanye pembangkangan sipil muncul di antara para dokter di beberapa kota, yang mengatakan mereka tidak akan bekerja di bawah militer.

Sebuah pernyataan di halaman Facebook May Win Myint, seorang pejabat Liga Nasional untuk Demokrasi, mengatakan komite eksekutif partai mendesak militer untuk mengakui hasil pemilihan November dan menyerukan sesi parlemen yang akan dimulai minggu ini untuk dilanjutkan. Itu juga menyerukan pembebasan segera Aung San Suu Kyi.

Baca Juga: Biden Ambil Langkah Tegas Pada Rusia, Sebut Ada Campur Tangan Pemilu Hingga Penangkapan Navalny

Tindakan militer tersebut memicu kecaman internasional yang meluas, dengan presiden AS, Joe Biden, mengancam sanksi dan menyerukan kepada pemerintah untuk menekan militer agar membebaskan tahanan. Dewan keamanan PBB akan bertemu pada Selasa untuk membahas masalah tersebut.

Militer telah mengklaim tindakannya sejalan dengan konstitusi Myanmar tetapi hanya memberikan sedikit tanggapan terhadap banjir kritik asing.

Halaman:

Editor: Putu Diah Anggaraeni

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x