20 Tentara Militer India Tewas Usai Bentrok dengan Militer Tiongkok

17 Juni 2020, 20:53 WIB
TENTARA India tengah berjaga di perbatasan wilayah India-Tiongkok.* /AFP/

RINGTIMES BALI - Pihak kemiliter India baru-baru ini mengonfirmasi bahwa 20 tentaranya meninggal dunia saat terjadi bentrokan dengan militer Tiongkok di lokasi sengketa perbatasan.

Bentrokan antara militer India dan Tiongkok tersebut terjadi pada Senin 15 Juni 2020 lalu di Lembah Galwan, Ladakh.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman The Straits Times, dikabarkan bentrokan dipicu oleh kematian seorang kolonel India dan dua tentara juniornya di Lembah Galwan pada hari yang sama, Senin 15 Juni 2020.

Baca Juga: Ungkap Ustadz Adi Hidayat Hati-Hati Jika Ada Banyak Cicak di Rumah

Bentrokan antara India dan Tiongkok tersebut tercatat sebagai insiden terburuk dalam 45 tahun terakhir.

Hingga saat ini, pihak militer Tiongkok belum memberikan konfirmasi resmi terkait berapa banyak tentara mereka yang terbunuh atau terluka pada insiden bentrokan tersebut.

India dan Tiongkok diketahui memiliki perselisihan di beberapa titik Garis Kontrol Aktual (LAC) dan juga perbatasan de-facto. Mereka juga sudah memindahkan tentara dan peralatan militernya ke titik-titik tersebut.

Baca Juga: Terbaru, Laptop dengan Jaringan 5G di Dunia Mulai Dijual di AS

Meskipun berselisih, namun kedua negara itu masih menjalin kerja sama secara diplomatis.

Pembicaraan militer tingkat tinggi antara militer India dan Tiongkok pun diadakan sepanjang hari untuk meredakan ketegangan di Lembah Galwan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Anurag Srivastava mengatakan pada 6 Juni 2020 lalu, para komandannya telah menyetujui de-eskalasi di Lembah Galwan untuk mengikuti aturan LAC.

Baca Juga: Berikut Ini Macam-macam Tips untuk Naik Pesawat saat Normal baru

Berita ini sebelumnya telah terbit di pikiran-rakyat.com dengan judul Pertama Kali dalam 45 Tahun Terakhir, 20 Tentara India Tewas Usai Bentrok dengan Militer Tiongkok

Sebelumnya, Pemerintah Tiongkok menuduh India sudah melanggar aturan LAC dengan melakukan kegiatan di wilayah perbatasan mereka.

Kendati demikian, pihak dari Negara Anak Benua menolak tuduhan-tuduhan tersebut.

Anurag menjelaskan, perdamaian di wilayah perbatasan India-Tiongkok sangat diperlukan, dirinya juga meminta agar semua masalah diselesaikan secara musyawarah.

Baca Juga: Mengungkap Dugaan Suap Perizinan di Mall Pelayanan Publik Banyuwangi

"Kami tetap yakin akan perlunya menjaga perdamaian dan ketenangan di daerah perbatasan, dan jika ada perbedaan pendapat, dapat diselesaikan melalui dialog. Pada saat yang sama, kami juga sangat berkomitmen untuk memastikan kedaulatan dan integritas teritorial India," ungkapnya.

Pada saat peperangan antara India dan Tiongkok tahun 1962 silam, mereka memiliki perselisihan di beberapa daerah perbatasan yang panjangnya hampir mencapai 4.000 kilometer.

Diketahui, peperangan terakhir antara India dan Tiongkok semenjak LAC disahkan, terjadi pada tahun 1967 silam di wilayah Pegunungan Himalaya, Nepal.

Baca Juga: Wajib Tahu, Cara Hilangkan Bau pada Wadah Plastik Tanpa Bahan Kimia

Sementara itu, tentara India yang meninggal akibat perselisihannya dengan Tiongkok terakhir kali terjadi pada tahun 1975.

Dalam perselisihan yang terjadi dengan militer Tiongkok pada tahun 1975 tersebut, empat tentara India terbunuh di negara bagian Arunachal Pradesh, India bagian timur laut.

Sementara itu, pada Selasa, 16 Juni 2020 kemarin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian mengatakan bahwa pasukan India telah memprovokasi dan menyerang militer Tiongkok setelah melintasi perbatasan dua kali.

Baca Juga: Irfan Hakim Bangga Sang Anak Telah Lulus Ditengah Pandemi Covid-19

"Pasukan India secara serius melanggar konsensus kami dan dua kali melintasi garis perbatasan untuk kegiatan ilegal dan memprovokasi juga menyerang personil Tiongkok, yang menyebabkan konflik fisik antara kedua belah pihak, dan kami telah mengajukan protes yang kuat kepada pihak India," tuturnya.

Meskipun belum ada pengumuman resmi terkait korban dari pihak Tiongkok, pemimpin redaksi surat kabar Global Times, Hu Xijin menanggapi insiden bentrokan tersebut.

Menurutnya, militer Tiongkok mengalami penderitaan yang sama seperti pasukan India saat bentrokan terjadi di Lembah Galwan.(Sarah Nurul Fatia)

Baca Juga: Menristek Hargai Dukungan Swasta dan BUMN dalam Menanggulangi covid-19



Editor: Dian Effendi

Sumber: Pikiran-Rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler