Babak Baru Tepi Barat, Dari Bentrokan Berujung Saling Luncurkan Roket antara Israel dan Palestina

4 Desember 2022, 15:00 WIB
Ilustrasi Babak Baru Tepi Barat, Dari Bentrokan Berujung Saling Luncurkan Roket antara Israel dan Palestina. / REUTERS/MOHAMMED SALEM/

RINGTIMES BALI – Pasukan Palestina menembakan roket ke Israel pada sabtu 3 November 2022.

Serangan roket dari Jalur Gaza ke Israel disebabkan dari insiden kekerasan yang meningkat di tepi barat dalam waktu terakhir ini.

Mendapati laporan tersebut, Militer Israel mengatakan bahwa Serangan yang dilancarkan Palestina ke Israel tidak menimbulkan korban jiwa.

Baca Juga: Hadapi Musim Dingin, Jepang Peringati Masyarakat untuk Hemat Listrik

Babak baru yang terjadi di Tepi barat yang meningkat ketika pasukan israel membunuh dua pemimpin salah satu faksi bersenjata besar di kota jenin.

Dilansir dari laman Aljazeera pada 4 Desember 2022, membalas serangan roket dari Palestina, militer Israel dengan cepat melumpuhkan pasukan palestina dengan menembaki dua pos pengamat di timur jalur Gaza.

Israel menembaki dua pos milisi yang dioperasikan oleh hamas, faksi besar yang menguasai jalur Gaza.

Bentrok hingga menyebabkan serangan roket menjadi babak baru antara Palestina dan Israel di Tepi Barat.

Baca Juga: PM Anwar Ibrahim Rangkap Jabatan Kabinet, Ternyata Ini Alasannya

Hal itu memicu kecaman dari lingkungan internasional kepada Pasukan Israel yang menyerang warga sipil Palestina menggunakan senjata berbahaya.

Selain membunuh pemimpin di kota Jenin. Bentrok di tepi barat juga menyebabkan kematian atas pembunuhan dari Ammar Hadi Mufleh dalam sengketa di kota Huwara pada Jumat lalu.

Atas pembunuhan Ammar Hadi Mufleh tersebut, maka Israel mendapatkan kecaman dan kritik dari Perserikata Bangsa Bangsa (PBB).

Baca Juga: Usai Aksi Demo pada Xi Jinping, Begini Kondisi Beberapa Kota di China Sekarang

Menanggapi babak baru di Tepi Barat, Tor Wennesland selaku Delegasi PBB untuk Timur Tengah mengatakan bahwa “ngeri” atas pembunuhan yang terjadi selama bentrok dengan pasukan Israel.

Tak hanya dari pihak PBB, Uni Eropa menanggapi demikian.

Joseph Borell selaku Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa mengatakan keprihatinannya atas 10 warga sipil palestina yang menjadi korban atas bentrokan dengan Israel.

Baca Juga: Resmi Dilantik, Berikut Daftar Nama Dalam Jajaran Kabinet Baru PM Malaysia

“Fakta yang tidak dapat diterima seperti itu harus diselidiki dan haru ada pertanggung jawaban penuh,” ujar Joseph Borell selaku Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa.

“Dibawah payung hukum internasional senjata mematikan dibenarkan asalkan jika menghadapi ancaman yang serius,” tambahnya.

Pendapat lain versi Peristiwa Israel menjelaskan bahwa Ammar Hadi Mufleh menikam aparat Israel dengan membuka paksa pintu mobil.

Baca Juga: Lagi, Warga Palestina Tewas Usai Ditembak Polisi Israel di Tepi Barat

Akhirnya pihak aparat Israel menembak mati Ammar Hadi Mufleh itu dengan dalih merampas senjata aparat Israel.

Sedangkan pendapat dari pihak Palestina yaitu Wajah odeh mengatakan bahwa aparat Israel mendorong Ammar Hadi Mufleh lalu menembak mati dari jarak dekat.

Menanggapi hal itu Kementerian luar negeri israel dan perdana menteri israel membantah serta mendukung aksi dari pihak aparat Israel.

Baca Juga: Joe Biden Ajukan Syarat Ini untuk Berdiplomasi dengan Vladimir Putin

Kementerian Luar Negeri israel mengatakan bahwa insiden yang dialami aparat israel adalah serangan teror bukan perkelahian.

Sedangkan Perdana Menteri Israel Yair Lapid mendukung sepenuhnya penembakan yang dilakukan aparat israel keapda warga palestina dengan dalih menyelamtakan nyawa.***

 

 

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler