Desa Adat Dukuh Penaban Dapat Anugerah MURI

- 30 Agustus 2020, 16:35 WIB
Desa Adat Dukuh Penaban mendapat anugrah MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) atas usaha bergotong royong membangun Museum Pustaka Lontar yang dilakukan secara virtual
Desa Adat Dukuh Penaban mendapat anugrah MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) atas usaha bergotong royong membangun Museum Pustaka Lontar yang dilakukan secara virtual /tim ringtimes bali

RINGTIMES BALI – Pelan namun pasti. Begitulah gambaran krama Desa Adat Dukuh Penaban, Kelurahan Karangasem, dalam menjaga pustaka warisan leluhur dengan membangun  Museum Pustaka Lontar.  

Keberhasilan prajuru adat memberdayakan masyarakatnya dalam pembangunan spektakuler itu, rupanya menjadi catatan khusus Museum Rekor Indonesia (MURI).

Sebagai bentuk penghargaannya, serangkaian  hari jadinya ke-30, MURI menganugrahkan sebuah penghargaan  atas keberhasilan Desa Adat Dukuh Penaban  menjaga kebersamaan membangun Museum Pustaka Lontar  di tengah hamparan kawasan perbukitan nan teduh itu.  

Baca Juga: Fashion Kekinian Dengan Kreasi Tie Dye, Intip Cara Pembuatannya

Penghargaan tersebut dipersembahkan pihak MURI melalui siaran virtual pada Jumat (28/8).

“Ini merupakan anugrah yang luar, biasa.  Tak pernah terbayangkan kalau MURI  memasukan perjalanan kami dalam catatan  museum rekor,” ucap  Bendesa Adat Dukuh Penaban, I Nengah Suarya.

Rekor yang didapatkan Museum Pustaka Lontar Dukuh Penaban, boleh dikatakan sebagai anugrah yang sangat spesial. Selain rekor itu diberikan disaat peringatan hari jadi MURI ke-30, juga menjadi anugrah satu-satunya yang diserahkan  MURI untuk desa adat.

Baca Juga: Forum Korban SGB Mengadu ke PWI Bali

“Tentu kami  sangat gembira. Reaword yang diberikan MURI akan terus menjadi pelecut untuk menjaga tatanan kehidupan yang  di desa kami   agar tidak keluar dari awig-awig (Hukum Adat),” ucap Suarya.

Dengan MURI, kata Suarya,  Museum Pustaka Lontar kini jauh akan bisa terkenal dimata dunia. Kendati demikian Suarya dan krama Desa Adat Dukuh Penaban  tak mau bertepuk  dada akan prestasi yang ditorehkan itu.

“Sekali lagi, kami dan semua warga Desa Adat Dukuh Penaban sangat bangga atas anugrah ini. Terimakasih MURI atas catatan fantastis ini.   Secara pribadi saya bangga dengan semua  warga yang sampai detik ini masih terus membangun kebersamaan dan  selalu bergotong royong  setiap melaksanakan program pembangunan di desa,” katanya.

Baca Juga: Sengketa Pers Berakhir Pidana, Ranjau Bagi Para Wartawan

Selain Desa Adat Dukuh Penaban mendapatkan anugrah MURI,  kata Suarya, anugrah MURI juga diberikan kepada Ida I Dewa Gde Catra yang juga sebagai kurator museum, penyulih dan penulis lontar terbanyak di dunia. ***(K-02)

Editor: Emanuel Oja


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x