Sepi Akibat Pandemi, Pedagang Pasar Seni Harap Pemkab Gianyar Ajak ASN Belanja Barang Seni

- 27 Juli 2020, 14:43 WIB
Salah satu pedagang lukisan di Pasar Seni Sukawati, Nyoman Pramadi ketika ditemui di lokasi berdagangnya, Senin (27/7/2020). (CATUR)
Salah satu pedagang lukisan di Pasar Seni Sukawati, Nyoman Pramadi ketika ditemui di lokasi berdagangnya, Senin (27/7/2020). (CATUR) /Ringtimes Bali/

RINGTIMES BALI - Akibat sepinya wisatawan dampak mati surinya pariwisata ketika mewabahnya pandemi Covid-19, berbagai sektor yang menggantungkan diri di pariwisata menjadi tidak terlalu berdaya.

Salah satunya adalah pedagang lukisan di Pasar Seni Sukawati, Pemerintah Kabupaten Gianyar pun diharapkan ambil adil untuk membantu mereka.

Salah satu pedagang lukisan di Pasar Seni Sukawati, Nyoman Pramadi, Senin (27/7/2020) mengatakan bahwa diharapkannya Pemerintah Kabupaten Gianyar ajak Aparatur Negeri Sipil (ASN) untuk berbelanja barang seni.

Baca Juga: Monkey Forest Ubud Mulai Gunakan Kanal Pembayaran Digital QRIS

"Harapan kami agar ada perhatian dari Pemkab Gianyar untuk mengajak ASN berbelanja barang seni, agar para pedagang seniman dapat tetap bertahan hidup ditengah mewabahnya pandemi Covid-19 ini," ujarmya.

Dikatakan oleh Pramadi bahwa sebelum mewabahnya pandemi Covid-19, biasanya ketika memasuki bulan Juli kunjungan wisatawan ke Pasar Seni selalu meningkat.

"Bulan Juli tahun lalu wisatawan sudah ramai berkunjung, didominasi oleh tamu eropa. Entah hanya sekedar melihat-lihat atau berbelanja," katanya.

Baca Juga: Hingga 31 Juli 2020, Berwisata di Luar Taman Nasional Komodo Digratiskan!

Dikatakanya, saat ini ia dan pedagang lainya yang berjualan barang serupa tidak bisa berbuat banyak. Lantaran yang mereka jual itu barang-barang seni. Berbeda halnya dengan sembako atau kebutuhan pokok lainnya.

"Kalau sembako, baju, celana masih ada yang nyari, sementara lukisan, patung, pernak-pernik lainya sangat sepi pak," jelasnya.

Permadi yang telah berjualan lukisan sejak tahun 90an ini pun diakuinya tidak memiliki strategi untuk berjualan, selain hanya membuka kiosnya dilokasi pasar relokasi. Menurutnya kalau berjualan melalui online susah, lebih banyak keluar uang untuk beli kuota internet dari pada yang beli.

Baca Juga: Tertunda 5 Bulan Pandemi, Upacara Maligia Puri Ageng Blahbatuh Siap Digelar dengan Protap Kesehatan

"Kita jualan barang seni, kalau tidak dilihat langsung susah orang akan tertarik," ungkapnya.

"Nanti kan ASN dapat gaji ke-13, saya kira momentum itu tepat. Berbelanja Rp 100 ribu saja sudah banyak dapat brang," imbuhnya.  

Diungkap Parmadi, jumlah pedagang yang berjualannya sebanyak 780 lebih pedagang, tidak semuanya dapat buka kios. Ia sendiri merasa beruntung dapat tempat didepan, sehingga berani buka kios. Sementara rekan-rekanya dibelakang tidak berani buka.***

Baca Juga: Mengetahui Lebih Dalam Tentang Copywriting Bagi Pebisnis Pemula

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x