Penghasilan Pemulung di TPA Menurun dan Waspada Sampah Terpapar Corona

- 23 Juli 2020, 18:16 WIB
Lokasi TPA Peh Kaliakah Jembrana
Lokasi TPA Peh Kaliakah Jembrana /Dewa Darmada/

RINGTIMES BALI - Pademi Covid 19 yang melanda di Negeri ini, ternyata berdampak terhadap penghasilan para pemulung yang mengais rejeki di TPA Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana.

Penurunan penghasilan para pemulung di masa covid 19, sekitar 20 persen lantaran jumlah volume sampah berkurang serta takut tertular Covid 19.

Mengingat sampah-sampah yang masuk ke TPA tersebut kebanyakan sampah rumah tangga dan ada pula sampah medis yang rentan membawa viirus corona.

Baca Juga: VIRAL! SPP Dibayar via WA; Orang Tua Murid Dapatkan Teguran Netizen+62

"Dulu sebelum ada corna, penghasilan kami tiap mingggunya bisa sampai lima ratus ribu rupiah. Kini paling banyak dua ratus ribu per minggunya," ujar NS, salah seorang pemulung yang enggan ditulis namanya, Kamis, 23 Juli 2020.

Penurunan penghasilan tersebut terjadi menurut mereka dikarenakan volume sampah yang masuk ke TPA Peh jauh berkurang akibat aktipitas warga dibatasi dan banyak usaha penghasil sampah tuttup.

Disamping itu, sejumlah pemulung juga harus hati-hati memilih sampah yang aman untuk kesehatan karena ada sampah diduga rentan membawa virus corona. Terutama sampah medis atau sampah yang kemungkinan bisa datang dari pasien atau keluarga pasien.

Baca Juga: Memakai Masker Dengan Benar Bisa Hindari Timbulnya Jerawat?

"Disini banyak ada sampah medis, makanya kami hati-hati. Kalau kiranya ada sampah mencurigakan berkaitan dengan pasien atau keluarga pasien, kami tidak ambil. Jangan-jangan ada virus coronanya," tutur pemulung lainnya.

Jumlah pemulung yang mengais rejeki di TPA Peh juga menurun. Sebelum Covid-19, jumlahnya mencapai 16 orang, kini hanya bertahan 7 oranh saja. Padahal keberadaan pemulung di TPA tersebut sangat membantu dalam hal memilah sampah yang tidak bisa terurai atau hancur. Sehingga bisa mengurangi tumpukan sampah di TPA tersebut yang kian menggunung.

Kondisi tersebut dibenarkan oleh Ketut Suradika, salah seorang pengelola TPA Peh, Kaliakah saat ditemui di lokasi TPA, Kamis 23 Juli 2020 siang.

Baca Juga: Ingin Kulit Wajah Makin Cerah Dan Bersih? Masker Kunyit Madu Solusinya

Pengelola TPA Peh Ketut Suradika
Pengelola TPA Peh Ketut Suradika
Menurutnya saat pandemi Covid 19 ini melanda penghasilan pemulung jauh berkurang, lantaran volume sampah yang masuk TPA berkurang jauh dari sebelum civid 19 melanda.

"Sebelum covid 19, rata-rata masuk ke TPA perharinya 4000 kubik. Tapi saat covid 19, per harinya rata-rata 3600 kubik," terang Suardika.

Menurunnya volume sampah masuk TPA disamping karena aktifitas warga dibatasi sehingga volume sampah dihasilkan berkurang, juga karena kesadaran masyarakat Jembrana untuk memilah sampah rumah tangga mulai meningkat.

Baca Juga: Ranperda Pertanggungjawaban APBD 2019 Jembrana Disetujui

"Sekarang sampah yang masuk ke TPA sudah dipilah di rumah tangga. Sampah yang laku terjual sudah langsung dipilah dan dijual di rumah tangga, sehingga volume menurun masuk TPA," jelasnya.

Suardika juga membenarkan ada limbah medis masuk TPA, tapi itu dulu dan saat ini sudah tidak pernah ada sampah limbah medis. Kalaupun masih ada itu merupakan sampah medis lama.

"Sekarang ini kami sangat ketat mengawasi sampah yang masuk.TPA. jika ada sampah medis kami tolak. Begitu pula jika ada sampah belum dipilah kami juga tolak. Kami sering menolak sampah yang belum dipilah masuk TPA," imbuhnya.

Baca Juga: Masjidil Haram di Mekah Ditutup untuk Jamaah pada hari Arafat mendatang dan Idul Adha 2020

Dia juga mengatakan, sampah limbah medis seperti jarum suntik, botol infus dan lainnya bukan datang dari rumah sakit, melainkan datang dari pukesmas-pukesmas dan dokter-dokter praktik.

"Tapi itu dulu, sekarang sudah tidak ada lagi sampah medis masuk ke sini (TPA) karena kami mengawasinya dengan ketat," tutupnya.***

Editor: I Ketut Subiksa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x