Ruang Isolasi RS Sanglah Dikabarkan Overload, Bagaimana Tanggapan Gugus Tugas?

- 7 Juli 2020, 23:06 WIB
Petugas medis berada di sekitar ruang perawatan Nusa Indah yang dilengkapi dengan ruangan isolasi di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu (11/3/2020). Seorang WNA berusia 53 tahun yang merupakan pasien positif COVID-19 yang diidentifikasi sebagai pasien nomor 25 meninggal dunia pada Rabu (11/3) dini hari di RSUP Sanglah. */
Petugas medis berada di sekitar ruang perawatan Nusa Indah yang dilengkapi dengan ruangan isolasi di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu (11/3/2020). Seorang WNA berusia 53 tahun yang merupakan pasien positif COVID-19 yang diidentifikasi sebagai pasien nomor 25 meninggal dunia pada Rabu (11/3) dini hari di RSUP Sanglah. */ /ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym

RINGTIMES BALI - Beredarnya isu di berbagai Media Sosial yang menyebut bahwa ruang isolasi pasien Covid-19 Rumah Sakit (RS) Sanglah sudah penuh alias overload, dibantah oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Bali.

Sebagaimana diketahui, RS Sanglah Denpasar adalah RS utama dalam penanganan pasien postif covid-19 Provinsi Bali.

Sekretaris GTPP Covid-19 Provinsi Bali, Drs. I Made Rentin memestikan bahwa isu yang beredar di berbagai media sosial itu tidak benar adanya.

Baca Juga: Kesembuhan di Denpasar Melonjak, 26 Sembuh, Positif Covid-19 Bertambah 21 Orang

Menurut dia, fakta sebenarnya berbagai RS yang khusus menangani pasien positif covid-19 Provinsi Bali belum penuh dan overload seperti kabar yang beredar di berbagai Media Sosial beberapa hari ini.

“Tidak benar kabar itu. Hoaxlah. Pemerintah Provinsi Bali punya 14 Rumah Sakit yang memang secara khusus telah ditugasi untuk tempat perawatan pasien positif covid-19. Dari 14 rumah sakit itu, total ruang isolasi yang masih tersedia sampai hari ini sebanyak 192 ruang isolasi,’ ujarnya.

Khusus untuk Rumah Sakit Sanglah Denpasar, menurut Rentin, terdapat 70 ruang isolasi. Dari 70 ruang isolasi tersebut, 34 ruang yang ada saat ini dan ada 36 ruang yang dalam pengembangan.

Baca Juga: GTPP Denpasar Fokus Tracing, Testing Serta Penerapan Protokol Kesehatan

Sudah terisi 24 ruang dan sisa 10 ruang yang belum terisi. Jumlah tersebut kata dia, belum termasuk jumlah ruang yang masih dalam pengembangan.

Di Denpasar, lanjut Rentin, masih ada dua lagi rumah sakit yang punya ruang isolasi banyak, yakni Rumah Sakit bali mandara ada 34 ruang dan Rumah Sakit PTN Unud Denpasar ada 70 ruang isolasi yang masih kosong.

Tabel kapasitas di rumah sakit rujukan Covid-19.*/
Tabel kapasitas di rumah sakit rujukan Covid-19.*/ GTPP Provinsi Bali

Lebih lanjut dijelaskan, memang selama ini ada data Orang Tanpa Gejala (OTG). Tetapi, sesuai standar WHO, orang tanpa gejala tidak wajib dikarantina, apalagi dibawa ke rumah sakit rujukan. Karena yang bersangkutan relative sehat atau tidak ada gejala apa-apa.

Baca Juga: Sidak Komisi III DPRD Bali, Terminal Mengwi Belum Dikelola Maksimal

Karena itu, memang banyak yang minta keluar dari Rumah Sakit dan menjalani proses pemulihan di tempat karantina masing-masing atau isolasi mandiri di rumah.

WHO kata dia, merekomendasikan untuk isolasi mandiri di rumah, asalkan tetap menjalani kehidupan secara disiplin dan laksanakan protocol kesehatan.

“Saat ini masih ada stigma public yang khawatir jika kasus positif isolasi di rumah, padahal hal ini sesungguhnya aman. Mengingat penularan covid-19 melalui droflet atau percikan cairan saat kita berbicara atau bersin yang kena orang lain. Jika kita tidak pernah dekat, bersentuhan atau memegang media yang sama, maka yakin kita tidak akan tertular. Karena itu solusinya adalah wajib pakai masker, karena dalam masker ada makna Tat Twam Asi, Saya lindungi kamu dan kamu lindungi aku,’ pungkas Rentin.***

Editor: I Dewa Putu Darmada


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x