5 Tujuan Melasti Sebelum Hari Raya Nyepi dalam Lontar Agama

- 11 Maret 2021, 16:00 WIB
Potret ritual Melasti sebelum hari raya Nyepi.
Potret ritual Melasti sebelum hari raya Nyepi. /Instagram.com/@kumpi_rooms

RINGTIMES BALI – Upacara melasti merupakan rangkaian awal dari Hari Raya Nyepi.

Melasti biasanya diadakan setahun sekali, 2 hingga 4 hari sebelum Nyepi dan umumnya dilakukan di pantai.

Namun tidak semua banjar maupun desa adat melakukannya di pantai. Ada juga yang dilaksanakan di sungai, danau, atau tempat yang memiliki sumber mata air suci.

Baca Juga: Makna Ritual Melasti Dalam Rangkaian Hari Raya Nyepi

Hal ini dikarenakan tidak semua wilayah di Bali berdekatan dengan laut.

Melasti juga biasa disebut melis dan atau mekiis di Bali. Tujuan utamanya adalah sebagai pembersihan dari segala hal kotor yang sebelumnya pernah ada baik di dalam diri maupun alam semesta.

Dilansir Ringtimesbali.com dari laman Bulelengkab.go.id, ada 5 tujuan diadakannya ritual melasti yang dikutip dari lontar Sunarigama dan Sanghyang Aji Swamandala dan ditulis dalam bahasa Jawa Kuno.

Baca Juga: Mengenal Ritual dan Tradisi ‘Napak Pertiwi’ dari Bali

1. Ngiring prewatek dewata

Artinya upacara melasti hendaknya didahului dengan pemujaan terhadap Tuhan beserta segala manifestasi-Nya dalam perjalanan melasti.

Dengan tujuan untuk dapat mengikuti tuntunan para dewa sebagai manifestasi Tuhan. Mengikuti tuntunan dari Tuhan, membuat manusia mendapatkan kekuatan suci untuk mengelola kehidupan di dunia.

Sebab itu, melasti sedikit berbeda dari persembahyangan biasa saat upacara piodalan. Melalui sarana Pratima dan segala abon-abon Ida Bhatara disimbolkan Para Dewa hadir mengelilingi desa.

Baca Juga: Makna Rangkaian Pra Paskah Hari Rabu Abu dalam Tradisi Katolik

Umat hindu yang rumahnya dilalui oleh iringan pemelastian biasanya menghaturkan sesajen seperti canang dan dupa di depan pintu masuk.

Tujuannya untuk berbakti agar kehadirannya dapat dimanfaatkan oleh umat dan menerima wara nugraha atau anugrah dari Ida Bhatara sebagai manifestasi Tuhan dalam iringan melasti.

2. Anganyutaken laraning jagat

Artinya menghanyutkan penderitaan masyarakat. Upacara melasti bertujuan untuk memotivasi umat melalui ritual dan spiritual untuk meleburkan penyakit sosial. Seperti kesenjangan sosial, permusuhan, termasuk wabah penyakit di masyarakat.

Baca Juga: 7 Tradisi Hari Valentine yang Dilakukan di Negara Lain

Upacara melasti merupakan langkah bersifat niskala, maka ini harus diimbangi juga secara sekala misalnya pelatihan pemuka agama dalam memahami pengetahuan manajemen konflik.

3. Papa kelesa

Artinya melasti bertujuan menuntun seluruh umat Hindu agar menghilangkan sifat kerasnya atau dosanya secara individual.

Ada lima hal yang membuat orang berdosa yaitu “Awidya” kegelapan atau mabuk, “Asmita” artinya egois, “Raga” pengumbaran hawa nafsu, “Dwesa” sifat marah dan dendam, serta “Adhiniwesa” rasa takut tanpa sebab.

Baca Juga: 8 Mitos dan Tradisi saat Imlek Supaya Hoki Sepanjang Tahun

Kelima hal tersebut yang diharapkan dapat dihilangkan agar terhindar dari penderitaan.

4. Letuhing Bhuwana

Artinya alam kotor, maksudnya melasti dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran umat Hindu agar mengembalikan kelestarian alam lingkungan. Dengan kata lain menghilangkan sifat-sifat yang merusak alam.

5. Ngamet sarining amerta ring telenging segara

Artinya mengambil sari-sari kehidupan dari tengah lautan, maksudnya melasti mengandung muatan nilai-nilai kehidupan yang sangat tinggi.

Baca Juga: Fakta Tradisi Pemberian Nama Anak di Bali

Upacara melasti memberikan tuntunan dalam bentuk ritual yang sakral untuk membangun kehidupan spiritual guna mengelola keseimbangan hidup lahir maupun batin.***

 

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Bulelengkab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x