Fenomena Ikan Lemuru Terdampar di Pantai Kuta Bukan Tanda Tsunami, Tapi Pertanda Ini

18 Januari 2021, 21:45 WIB
Fenomena Ikan Lemuru Terdampar di Pantai /Yumi Karasuma//Portal Purwokerto

RINGTIMES BALI - Terdamparnya sejumlah ikan lemuru di bibir Pantai Kuta, Badung, Bali pada Senin 18 Januari 2021 siang menghebohkan warga yang berada di sekitar lokasi pantai.

Bagaimana tidak fenomena ini banyak membuat warga bertanya-tanya pertanda apakah gerangan, benarkah tsunami sudah dekat? Simak faktanya.

Terkait terdamparnya ikan lemuru, menurut Kepala BMKG Denpasar Agus Wahyu Raharjo memaparkan, bahwa fenomena adanya ikan lemuru yang merapat ke pinggiran pantai bukanlah pertanda tsunami akan datang.

Baca Juga: Ikan Lemuru Penuhi Pantai, Bukan Pertanda Gempa, BMKG Justru Peringatkan Gelombang Tinggi

Menurutnya ini adalah hal yang wajar, ikan lemuru yang datang ke pantai ini karena dipengaruhi arus laut yang sangat kencang.

Selain itu dipengaruhi oleh pengaruh suhu muka laut akibat dampak Lalina.

"Terkait ikan Lemuru itu tidak ada kaitannya dengan tsunami. Tsunami itu terjadi kalau ada gempa besar, kemudian penurunan dasar laut." jelasnya kepada ringtimesbali.com, Senin 18 Januari 2021

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat tidak perlu panik dengan adanya fenomena tersebut. 

Itu bukanlah pertanda terjadinya gempa atau tsunami. Masyarakat hanya perlu waspada terhadap gelombang tinggi. 

"Kalau ikan laut ini terkait arus laut yang kencang sehingga ikan datang ke bibir pantai. Ini kan musim nya gak tiap tahun hanya musim tertentu. Selain itu karena Lalina, pengaruh suhu muka laut juga berpengaruh sehingga menyebabkan ikan terbawa ke bibir pantai," imbuhnya

Karena itu, katanya pemahaman masyarakat bahwa dengan datangnya ikan Lemuru akan terjadi tsunami ini harus diluruskan katanya.

"Tolong media bisa memberi tahu masyarakat, peristiwa arus laut tidak hanya ikan lemuru saja, dulu ada ikan Paus yang terdampar di Jimbaran, hal ini dikarenakan terbawa arus cukup kencang dibawah sehingga mereka dibawa arus. Jadi, ini hanya karena suhu laut antara dingin dan panas," bebernya.

Saat ini, kondisi Bali secara umum dalam kondisi banyak hujan. Sehingga pertanda melihatkan cuaca di pasifik barat lebih panas dari pada di Bali.

"Kita masih masuk ke musim hujan puncaknya itu di Januari, Februari dan Maret hujan yang beberapa hari ini membuat jenuh sehingga tanah tebing-tebing longsor." Ujarnya

Bencana longsor bisa saja terjadi secara tiba-tiba. Oleh karena itu, warga diminta waspada karena curah hujan yang tinggi.

Baca Juga: Ombak Besar Hantam Pesisir Pantai Manado, 6 Orang Dilaporkan Meninggal

"Sehingga sangat rawan ini yang harus kita waspadai, terutama warga yang tinggalnya di sepanjang tepian sungai yang rawan longsor, pohon juga harus dipangkas karena gampang rubuh, gorong-gorong juga harus dibersihkan," imbaunya.

Meski saat ini belum puncaknya, musim penghujan di bulan Januari, Februari dan Maret akan ada siklon tropis namun posisinya menjauhi Indonesia.***

Editor: Muhammad Khusaini

Tags

Terkini

Terpopuler