Lomba Esai dan Story Telling Semarakan Bulan Bahasa FKIP Dwijendra

- 30 Oktober 2023, 21:51 WIB
Dekan FKIP Universitas Dwijendra, Dr. I Ketut Suar Adnyana, M.Hum. ~
Dekan FKIP Universitas Dwijendra, Dr. I Ketut Suar Adnyana, M.Hum. ~ /Ringtimes Bali/Pikiran Rakyat Media Network/Andre Putra

RINGTIMES BALI- Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Dwijendra menggelar kegiatan Bulan Bahasa selama satu bulan penuh di Oktober 2023.

Kegiatan yang berlangsung di lingkungan fakultas ini menjadi ajang bagi setiap mahasiswa untuk unjuk kebolehan dalam menulis karya tulis singkat atau esai, dan juga mempertontonkan kemampuan berceritanya dalam bentuk story telling.

"Melalui Bulan Bahasa diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan dalam penulisan maupun penyampaian ide gagasan dengan menggunakan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar," ungkap Dekan FKIP Universitas Dwijendra, Dr. I Ketut Suar Adnyana, M.Hum., saat ditemui di ruang kerjanya pada Jumat (27/10/2023).

Baca Juga: FKIP Universitas Dwijendra Dorong Para Dosen Perbanyak Karya Tulis di Jurnal Bereputasi

Dia menjelaskan, melalui momentum Bulan Bahasa ditekankan pula konsep pengembangan dan pembinaan kemampuan bertutur bahasa secara baik dan benar. Hal ini merupakan juga salah satu tugas dari lembaga pendidikan yang diharapkan bisa menjadi pijakan guna mengimplementasikan kepada masyarakat.

"Konsep membina dan mengembangkan, berarti terus menjaga keberlangsungan berbahasa Indonesia kedepannya. Apalagi sekarang ini telah banyak kosakata, baik itu dari bahasa daerah ataupun bahasa asing yang terserap," ujar doktor linguistik ini.

Dia pun merasa prihatin terhadap penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari yang sudah mulai berubah dan digantikan oleh penggunaan bahasa remaja atau dikenal dengan istilah bahasa gaul.

"Interaksi bahasa gaul itu terkadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi formal, sehingga mengakibatkan penggunaan bahasa yang kurang tepat," tutur Suar Adnyana.

Lebih lanjut akademisi asal Kabupaten Buleleng ini pun menghimbau jelang meningkatnya 'suhu panas' tahun politik Pemilu 2024 mendatang, janganlah sampai masyarakat mempertontonkan tata bahasa kasar yang berisi umpatan ataupun makian di ruang-ruang publik ataupun platform media sosial demi mendukung salah satu calon. Sebab menurutnya hal itu dapat menjadi pemecah belah persatuan bangsa.

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x