Mengenal Konstipasi

- 30 Oktober 2023, 21:04 WIB
dr. Putu Nindya Ayu Ningrum Subadra, S.Ked. ~
dr. Putu Nindya Ayu Ningrum Subadra, S.Ked. ~ /Ringtimes Bali/ Pikiran Rakyat Media Network/Ist.

-Konstipasi yang berlangsung tiba-tiba, dimana biasanya seseorang memiliki pola defekasi dan pola diet yang baik mengalami suatu episode konstipasi yang terjadi secara mendadak.

-Konstipasi yang berlangsung kronis lebih dari 3 bulan, telah melakukan modifikasi diet tinggi serat dan cairan tetapi tidak mengalami perbaikan.

-Adanya darah saat defekasi, darah berwarna merah segar menandakan suatu kondisi inflamasi, adanya hemoroid, atau suatu keganasan (kanker).
Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas dan disertai dengan episode konstipasi, adalah kemungkinan suatu keganasan berupa kanker kolorektal.

-Nyeri perut yang hebat, konstipasi disertai dengan nyeri perut yang hebat menandakan kemungkinan adanya suatu obstruksi pada saluran cerna atau peradangan pada saluran cerna.

-Muntah disertai dengan konstipasi, dapat menandakan suatu kondisi sumbatan dalam saluran cerna.

-Rasa perut kembung, begah dan penurunan frekuensi flatus dapat menunjukan adanya kondisi gangguan pada sistem saraf, menurunnya pasase usus.

Pengobatan Konstipasi:
Pengobatan konstipasi tergantung dari penyebabnya. Sebagai terapi lini pertama konstipasi adalah modifikasi gaya hidup dan perubahan pola diet. Mengkonsumsi makanan tinggi serat, dengan asupan serat sebanyak 20-35 gr//hari dan cairan yang cukup yaitu 2 liter/ hari. Mengurangi konsumsi makanan cepat saji atau makanan yang diawetkan karena kandungan serat di dalamnya telah hilang. Rata-rata orang hanya mengkonsumsi 15 gr serat setiap harinya. Beberapa makanan tinggi serat seperti gandum, sayuran seperti brokoli, serta buah buahan yang masih mengandung kulitnya seperti memakan apel dengan kulitnya memiliki kandungan serat yang lebih tinggi dibandingkan mengkonsumsi buah apel tanpa kulitnya. Selain itu disarankan untuk meningkatkan aktivitas fisik sehari hari untuk mengurangi kejadian konstipasi.

Apabila keluhan tidak membaik meskipun telah dilakukan modifikasi gaya hidup dan diet, maka dapat diberikan pengobatan dengan agen laksatif, seperti laktulosa. Selain itu konsumsi makanan atau minuman yang mengandung probiotik juga dapat membantu mengatasi konstipasi.*** Karya tulis dari dr. Putu Nindya Ayu Ningrum Subadra, S.Ked
(dokter magang bagian penyakit dalam RSD Wangaya Denpasar)

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah