Miliki Keunikan Tradisi Budaya, Bali Tuan Rumah Penyelenggaraan Toponimi Internasional

- 19 Juni 2023, 18:13 WIB
Konfrensi pers internasional training toponimi yang digelar United Nations Group of Experts on Geographical Names (UNGEGN) bersama Badan Informasi Geospasial, di Legian, Kuta, Kabupaten Badung, Senin 19 Juni 2023
Konfrensi pers internasional training toponimi yang digelar United Nations Group of Experts on Geographical Names (UNGEGN) bersama Badan Informasi Geospasial, di Legian, Kuta, Kabupaten Badung, Senin 19 Juni 2023 /Ringtimes Bali/Andre Putra

RINGTIMES BALI - Pulau Bali dengan segala keunikan tradisi dan budayanya terpilih sebagai tempat penyelenggaraan internasional training toponimi yang digelar United Nations Group of Experts on Geographical Names (UNGEGN) bersama Badan Informasi Geospasial selama lima hari, mulai 19-23 Juni 2023 di Legian, Kuta, Kabupaten Badung.

Toponimi adalah bidang keilmuan dalam linguistik yang membahas tentang asal-usul penamaan nama tempat, wilayah, atau suatu bagian lain dari permukaan bumi, termasuk yang bersifat alam yang buatan.

Toponimi sendiri berkaitan dengan bidang etnologi dan kebudayaan.

Perwakilan UNGEGN, Cecille Blake mengatakan, dipilihnya Pulau Dewata sebagai tempat penyelenggaraan internasional tersebut agar para peserta bisa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang tradisi, karena akan diajak berinteraksi langsung dengan masyarakat Bali.

"Nantinya para peserta akan mengikuti survei lapangan dan berinteraksi bersama masyarakat di lokasi Goa Gajah dan Pura Tirta Empul," kata Blake, Senin, 19 Juni 2023.

Sementara Kepala Badan Informasi Geospasial, Muh Aris Marfai menambahkan, kegiatan internasional ini merupakan salah satu langkah mengenalkan toponimi kepada masyarakat luas.

Karena menurutnya, penamaan suatu tempat seringkali memiliki keterkaitan dengan latar belakang, sejarah, budaya, tradisi, maupun adat istiadat yang melekat pada suatu wilayah.

"Lebih sederhananya nama tempat atau nama suatu lokasi. Terkait penamaan, perlu standarisasi dan pemahaman bersama," jelas Aris Marfai.

Menurut Marfai, setiap orang bisa menamai sebuah tempat. Tapi, perlu standarisasi dalam penamaan agar tidak menimbulkan dampak negatif.

Dikatakan, banyak kesalahan penamaan, namun karena sering diucapkan maka dianggap menjadi suatu kebenaran. Menurut Marfai, dampak yang ditimbulkan dari penyebutan dan penulisan nama akan sangat signifikan. Sebab, akan merubah sejarahnya.

Halaman:

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x