KPI Minta Media Massa Jadi Verifikator Berita Hoaks Jelang Pemilu 2024

- 16 Maret 2023, 19:07 WIB
KPI minta media massa, lembaga penyiaran dan media konvensional menjadi verifikator terhadap maraknya pemberitaan hoaks jelang Pemilu 2024.
KPI minta media massa, lembaga penyiaran dan media konvensional menjadi verifikator terhadap maraknya pemberitaan hoaks jelang Pemilu 2024. /Nurmawati Ikromah/Wartasidorjo.com

RINGTIMES BALI - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) meminta media massa, lembaga penyiaran dan media konvensional menjadi verifikator terhadap maraknya pemberitaan hoaks menjelang Pemilu 2024.

Komisioner KPI Pusat Mimah Susanti mengatakan bahwa, verifikator ini menjadi sangat penting, mengingat maraknya pemberitaan hoaks yang tersebar secara luas melalui media sosial, terutama berita terkait Pemilu 2024.

“Verifikator menjadi sangat penting dilakukan media massa, di tengah maraknya berita hoaks yang ada di media sosial,” ucap Mimah Susanti, dikutip dari Antara, Kamis, 16 Maret 2023.

Ia mengatakan bahwa sebagai salah satu sumber informasi terpercaya, media sudah seharusnya mampu menyediakan berita berkualitas, independen, akurat, netral, dan tentunya berimbang.

Baca Juga: Kejari Jakarta Pusat Serahkan Uang Rampasan Sebesar Rp51 Miliar ke Kas Negara

Hal ini yang nantinya akan berpengaruh bagi pendengar dan penerima informasi.

Sehingga, masyarakat yang juga selaku penerima informasi dapat mengonsumsi pemberitaan yang benar dan tentunya sesuai fakta serta memang betul-betul ada selama proses dan menjelang kegiatan Pemilu 2024.

Selain mementingkan kecepatan tayang, berita yang hendak disampaikan lembaga penyiaran baik itu TV maupun Radio harus akurat serta sudah melalui cek berulang-ulang.

Hal ini karena menurut Mimah, masyarakat meyakini bahwa yang tidak hoaks itu berita-berita yang ada di TV dan Radio.

“Media massa harus jadi verifikator atas informasi yang tersebar di media sosial. Jadi, kalau orang mau cari berita atau informasi fakta itu di TV dan radio," ucap Mimah.

"Sebab yang tidak hoaks itu di TV dan radio. Makanya, TV dan radio harus bisa mengembalikan maruah itu,” sambungnya.

Baca Juga: Sambut Hari Raya Nyepi, Jalan Tol Bali Mandara Akan Tutup Selama 32 Jam

Sementara itu, berdasarkan data dari We Are Social, diketahui bahwa sebanyak 77 persen penduduk Indonesia atau sekitar 212,9 juta jiwa merupakan pengguna internet, data ini diambil per januari 2023.

Ini menandakan bahwa media sosial merupakan sumber informasi yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia saat ini.

Sehingga, tak dapat dipungkiri bahwa konvergensi media saat ini menjadi satu dari sekian banyak tantangan bagi media lembaga penyiaran maupun konvensional agar bisa terus berkembang, beradaptasi mengikuti kemajuan teknologi, dan mampu bersaing dengan eksistensi media sosial.

Mimah menjelaskan bahwa persentase pengguna TV yang rata-rata berusia 50 tahun ke atas, menurun dari yang sebelumnya sebesar 93 persen pengguna menjadi 81 persen.

Baca Juga: Pemanfaatan AI oleh Perusahaan Cenderung Beresiko, Peneliti Nilai Perlu Ada Perbaikan

Sedangkan pengguna internet yang rata-rata milenial dan Z, meningkat dari 55,1 persen menjadi 76,7 persen.***

 

 

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x