Tingkatkan Produktivitas Bawang Merah, BRIN Kembangan Teknologi Budidaya TTS

- 13 Maret 2023, 21:17 WIB
BRIN mengembangkan teknologi budidaya bawang merah dari biji botani atau True Seed of Shallot TTS  bertujuan untuk meninngkatkan produksi (ilustrasi)
BRIN mengembangkan teknologi budidaya bawang merah dari biji botani atau True Seed of Shallot TTS bertujuan untuk meninngkatkan produksi (ilustrasi) /Pixabay/Matthiasboeckel/Sumba Stori/

RINGTIMES BALI - Bada Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan teknologi budidaya bawang merah dari biji botani atau disebut juga True Seed of Shallot (TTS), yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan pembenihan bawang merah di Indonesia.

Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari mengatakan bahwa, penggunaan biji botani merupakan salah satu alternatif yang dapat dikembangkan untuk memperbaiki mutu dan kualitas benih bawang merah.

“TSS punya beberapa kelebihan dibandingkan benih umbi,” ujar Puji Lestari, dilansir dari Antara, Senin, 13 Maret 2023.

Teknologi budidaya biji botani bawang merah bisa dilakukan dalam jumlah banyak atau secara massal, dengan hasil penyediaan benih sepanjang tahun, serta nisbah perbanyakan benih lebih tinggi karena, dari satu umbi yang ditanam bisa menghasilkan benih botani sebanyak 200 sampai 300 benih.

Baca Juga: Hadiri Dialog Kelompok Budidaya Ikan Air Tawar Klungkung, Bupati Suwirta Ajak Tingkatkan Kerja Sama

Karakteristik benih bawang merah dari biji botani ini mempunyai volume yang berukuran kecil dengan kebutuhan 3-5 kilogram benih biji per hektar. Sedangkan benih umbi dengan volume lebih besar, sehingga membutuhkan sekitar 1,2 ton per hektar. Inilah yang menyebabkan mahalnya biaya distribusi.

Sementara itu, Puji mengatakan bahwa fluktuasi harga bawang merah dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional, walaupun demikian budidaya bawang merah yang sudah dilakukan secara intensif dan telah berkembang di 32 provinsi di Indonesia ini belum dapat menjamin kontinuitas produk, hal ini yang menyebabkan kurangnya pasokan pada akhir musim.

“BRIN sudah menyiapkan policy brief khususnya kesesuaian lahan atau agro ekosistem untuk mendongkrak ke arah produktivitas dan bisa menjadi salah satu usaha memberikan rekomendasi nasional bagian akselerasi riset inovasi. Tahun 2023-2024 output adalah rekomendasi kebijakan,” ucap Puji.

Ketersediaan bawang merah sepanjang tahun dengan harga terjangkau sangat dibutuhkan, untuk mencegah terjadinya inflasi, mengingat bawang merah sebagai komoditas sayuran bernilai strategis ekonomi tinggi di Indonesia dan fungsinya sebagai bumbu masak utama tidak dapat digantikan.

Halaman:

Editor: Mahatmanta

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x