Menteri Ukraina Viktor Liashko Sebut Rusia Negara Teroris

- 24 Februari 2023, 11:56 WIB
Ilustrasi. Menteri Ukraina Viktor Liashko mengatakan serangan kesehatan Rusia membuktikan itu negara teroris.
Ilustrasi. Menteri Ukraina Viktor Liashko mengatakan serangan kesehatan Rusia membuktikan itu negara teroris. /Pete Linforth/Pixabay/

RINGTIMES BALI - Dalam sebuah wawancara yang sangat di bentengi, pada Kamis, 23 Februari 2023. Menteri Ukraina Viktor Liashko mengatakan serangan kesehatan Rusia membuktikan itu Negara Teroris. 

Dalam wawancara tersebut Liashko menyerukan dukungan berkelanjutan dalam mempersenjatai Ukraina, sehingga dapat melindungi rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

Liashko mengatakan 106 pekerja medis telah terbunuh sejak Rusia melancarkan invasinya pada 24 Februari 2022, dan 174 bangunan perawatan kesehatan hancur total.

"Di bawah Konvensi Jenewa, fasilitas medis dilindungi oleh hukum internasional, dan jika suatu negara tidak mematuhi aturan itu, itu adalah negara teroris dan harus diakui sebagai satu," ujarnya, dikutip dari BBC, Jumat, 24 Februari 2023.

Baca Juga: Krisis Perawatan Kesehatan Anak, Korea Selatan Umumkan Tindakan Darurat

Merujuk kepada petugas medis yang telah terbunuh, Liashko mengatakan bahwa, tidak ada kompesasi atas hilangnya nyawa manusia ini.

"Ini adalah ayah, atau suami, atau istri seseorang. Ini adalah tragedi bagi keluarga yang disebabkan oleh Rusia, dan untuk apa?" ujarnya.

Dalam wawancara tersebut Liashko menambahkan bahwa “jutaan orang Ukraina” telah menderita secara psikologis sebagai akibat dari perang ini.

Hampir dua tahun invasi Rusia ke Ukraina berlangsung. Namun hingga kini belum ada tanda-tanda Rusia ingin mengakhiri agresi dan berdamai dengan Ukraina. 

Baca Juga: Maret 2023, Korea Selatan Akan Cabut Syarat Tes PCR pada Kedatangan dari China

Data analisis dari Institute for the Study of War, Rusia menduduki setidaknya 132 ribu kilometer persegi wilayah Ukraina atau 22 persen dari total wilayah Ukraina seluas 603.700 kilometer persegi. 

Liashko mengatakan bahwa, pada peringatan ini, satu-satunya pesan adalah meminta dunia untuk terus mendukung Ukraina, karena kami berjuang tidak hanya untuk demokrasi kami, tetapi untuk demokrasi di seluruh dunia.

Rusia membantah pasukannya sengaja menargetkan warga sipil atau telah melakukan kekejaman di daerah pendudukan.

Satu tahun setelah perang, kini Rusia telah gagal mengambil kendali di Ukraina, beberapa tentara menderita dan mengalami kerugian besar. Dan juga Presiden Rusia Vladimir Putin belum mendapatkan tanah sebanyak yang dia harapkan.

Baca Juga: Terjadi Inflasi, Pengangguran Perburuk Kesulitan Ekonomi di Korea

Setelah melihat kegagalan mengambil kendali di Ukraina, Vladimir Putin tidak tinggal diam, kini Rusia telah di dukung oleh ratusan ribu wajib militer baru, dengan laporan intelijen menunjukan tentara baru Rusia ini telah siap untuk serangan darat yang di perbaharui.***

Cek berita lainnya dari Ringtimes Bali dengan KLIK DI SINI.

 

Editor: Jero Kadek Wahyu Baratha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x