RINGTIMES BALI – Banjir bandang yang terjadi di Jembrana beberapa waktu lalu akibat cuaca ekstrem telah menimbulkan dampak di sejumlah wilayah.
Wilayah dengan tingkat kerusakan paling parah yaitu Desa Penyaringan dan Kelurahan Tegal Cangkring yang berada disepanjang daerah aliran sungai Biluk Poh.
Penanggulangan bencana yang dilakukan yaitu dengan melakukan pemetaan udara daerah terdampak banjir bandang.
Baca Juga: Bupati Jembrana Salurkan 50 Ton Lebih Bantuan Beras Cadangan Pemerintah pada Korban Terdampak Banjir
Pemetaan itu dilakukan menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau lebih dikenal dengan drone.
Pemetaan dilakukan oleh Gerakan Gerakan Fly for Humanity yang bersinergi dengan Pusat Riset Teknologi Penerbangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Udayana, serta BPBD Provinsi Bali.
Dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna pada Selasa, 1 November 2022 dan telah dihasilkan peta dampak kerusakan.
Baca Juga: Ratusan UMKM di Buleleng Terima Bantuan Sembako dari Pemprov Bali
Dari hasil foto drone, diestimasikan luas areal yang terdampak banjir bandang mencapai 600 hektare.
Baca selengkapnya klik link berikut ini: Klik di sini