Kak Seto: Hentikan Tradisi ‘Jeres’ yang Banyak Menelan Korban

- 8 Juli 2022, 20:55 WIB
Kak Seto, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI).
Kak Seto, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI). /Instagram.com/@kaksetosahabatanak

RINGTIMES BALI – Seto Mulyadi atau Kak Seto selaku Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) mengungkapkan bahwa tradisi “jeres” adalah dalang di balik kasus pengeroyokan yang melibatkan siswa di SMA Negeri 70 Jakarta Selatan.

Pria yang akrab dipanggil Kak Seto ini menerangkan, pihaknya menemui lima anak pelaku kasus bullying di SMA Negeri 70.

Kak Seto yang berada di Polres Metro Jakarta Selatan, mangatakan bahwa para pelaku merasa menyesal serta memohon agar tradisi “jeres” bisa dihentikan karena tradisi ini menganggap segala sesuatu yang tidak tepat boleh untuk dipukuli.

Baca Juga: Menlu Retno Marsudi Beri Ungkapan Bela Sungkawa Meninggalnya Shinzo Abe

Pria berkacamata ini menginginkan agar tradisi “jeres” bisa dihentikan karena sudah dilakukan secara turun temurun sehingga akan banyak menelan korban ke depannya.

Dikutip dari antaranews.com, Kak Seto menerangkan, tradisi “jeres” ini adalah suatu tradisi dimana para junior menjanjikan adanya kegiatan berkumpul dengan jumlah 20 orang.

Jika jumlah orang yang dikumpulan tersebut tidak mencapai target, maka junior yang bersangkutan akan dipukuli karena junior itu dianggap sudah berkomitmen dengan tradisi tersebut.

Baca Juga: KBRI Tokyo Ucapkan Belasungkawa Meninggalnya Shinzo Abe, Harapkan Keluarga Tabah

Kak Seto pun meminta kepada Dinas Pendidikan untuk bisa lebih tegas terhadap adanya tradisi-tradisi yang melibatkan adanya kekerasan di sekolah, dengan menciptakan sekolah ramah anak.

Selain hal itu, Kak Seto juga menyayangkan nasib dari masa depan kelima pelaku tersebut, karena diketahui salah satu dari mereka ada yang sudah diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ternama tanah air.

Halaman:

Editor: Rian Ade Maulana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah