Network
RINGTIMES BALI - Canang sari adalah salah satu sarana persembahyangan agama Hindu yang digunakan sehari-hari.
Kegiatan persembahyangan umat Hindu tidak terlepas dari penggunaan canang sari, dupa, air dan bija.
Lalu apa makna dibalik penggunakan canang sari dalam persembahyangan yang dilakukan Umat Hindu?
Baca Juga: Arti Ucapan Astungkara Dalam Agama Hindu, Doa dan Harapan untuk Kebaikan Umat
Berikut makna dan filosofi unsur pembentuk canang sari, dikutip dari kanal YouTube RMV pada 25 Agustus 2021.
Unsur canang sari diantaranya:
- ceper berbentuk persegi empat sebagai alas canang yang melambangkan angga sarira atau badan. Canang yang dialasi ceper adalah simbol ardha candra sedangkan canang yang dialasi tamas kecil adalah lambang windhu.
- Beras pada canang melambangkan Sang Hyang Atma atau yang membuat badan menjadi hidup dan melambangkan awal kehidupan.
Baca Juga: Arti Ajaran Karma Phala dalam Kepercayaan Agama Hindu, Baik dalam Pikiran, Perkataan dan Perbuatan
- Porosan yang terbuat daru daun sirih, kapur dan gambir adalah lambang tri pramana yakni pikiran, perkataan dan perbuatan.
- Jajan, tebu dan pisang adalah lambang tedong Ongkara yang melambangkan kekuatan utpeti, stiti dan pralina dalam kehidupan alam semesta.
- Boreh miik adalah lambang sikap dan perilaku yang baik.
- Minyak wangi adalah lambang ketenangan jiwa atau pengendalian diri dalam menata kehidupan.
- Sampian uras atau duras melambangkan roda kehidupan dengan Asta Aiswarya yakni delapan karakteristik yang menyertai kehidupan manusia.
Baca Juga: Arti Ungkapan Penting Agama Hindu, Svaha, Om Swastiastu, hingga Amor Ring Acintya
- Bunga adalah lambang dari kekuatan Ida Sang Hyang Widhi yang berbeda-beda setiap warnanya.
- Bunga putih diletakkan di timur, merah di selatan, kuning di barat, biru atau hijau di utara dan kembang rampai di tengah.
Canang sari pada dasarnya melambangkan wujud terima kasih dan syukur umat Hindu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.***
