"Kubah itu menyimpan benih untuk mencegah kepunahannya, jadi skenario terbaiknya adalah benih itu tidak perlu dikeluarkan," ujar Lee.
Terlepas dari perannya untuk menanggapi “hari kiamat”, fasilitas itu dibangun oleh sebuah negara yang pada 1950 diserbu oleh negara tetangga di Utara. Pyongyang sejak itu mengembangkan persenjataan nuklir dan rudal.
Baca Juga: AS Memanas, Joe Biden Ungkap Perkataan Xin Jinping, China Akan Miliki Amerika 15 Tahun Lagi
Menurut Lee, fasilitas itu dibangun di "tempat teraman" di Korea Selatan. Sengaja dirancang untuk menahan gempa berkekuatan 6,9 dan bahkan serangan bom atom.
"Secara geografis sangat aman. Dan kami membangun terowongan bawah tanah sedalam 46 meter untuk memastikannya aman dari perang dan ancaman nuklir," ujar Lee.
Gudang benih terbesar dan paling terkenal di dunia terkubur jauh di dalam bekas tambang batu bara di Svalbard, kepulauan Norwegia Arktik. Letaknya terpencil sekitar 1.300 kilometer (sekitar 800 mil) dari Kutub Utara.
Dijuluki "Bahtera Nuh" tanaman pangan, Global Seed Vault berfokus pada pertanian dan tanaman terkait, menyimpan lebih dari satu juta sampel benih dari hampir setiap negara di planet ini.
Tetapi para peneliti mengatakan meski melestarikan benih tanaman liar, sumber asli dari tanaman yang kita makan hari ini, tidak boleh diabaikan.
Baca Juga: Joe Biden Selidiki Asal Mulai Covid-19, Buka Keretakan Baru di Hubungan AS dan China
“Banyak kerabat tanaman di alam liar yang dapat memberikan keragaman genetik untuk membantu ketahanan pangan jangka panjang ‘kurang perlindungan yang efektif’,” menurut laporan PBB baru-baru ini.