Ibu-ibu PKK Akan Ikut Program Tanam Bahan Pangan, Untuk Mendukung B2SA

18 April 2023, 22:22 WIB
Teknik Menanam /Pexels.com / Anna Tarazevich/

RINGTIMES BALI- Ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) akan mengikuti program penanaman bahan pangan, guna mendukung B2SA.

Program serta anggaran untuk membeli bibit tanaman produktif seperti cabai dan bawang ini, akan disiapkan langsung oleh pihak Badan Pangan Nasional (Bapanas). Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edi di Jakarta.

Dilansir dari Antara, Selasa, 18 April 2023, Sarwo mengatakan bahwa selain bahan pangan, juga akan dibudidayakan sayuran dan juga buah-buahan. Ia berharap agar melalui program ini, masyarakat desa lebih mudah mendapat akses bahan pangan.

Baca Juga: Menkes Sebut Penyediaan Bahan Baku Dukung Ketahanan Kesehatan Indonesia

Melalui akses yang mudah terhadap bahan pangan berkualitas, diharapkan dapat pula mendorong terciptanya kreasi dan inovasi pangan bergizi dari bahan-bahan lokal hasil kebun sendiri.

Lebih lanjut dijelaskan Sarwo bahwa saat ini, konsumsi buah, protein, dan sayur masyarakat Indonesia masih sangat kurang. Sehingga melalui program ini, diharapkan bisa mendorong tingkat konsumsi makanan bergizi masyarakat.

Selain itu, menurut Sarwo, program budidaya bahan pangan ini, sejalan dengan program pemerintah dalam hal penanganan krisis pangan di setiap desa.

Program budidaya bahan pangan ini, rencananya akan mulai berjalan pada semester II di tahun 2023 ini. Sarwo menambahkan bahwa, saat ini pihaknya tengah menanti anggaran tambahan turun dulu, sehingga, mungkin eksekusinya sekitar bulan Juni 2023.

Baca Juga: ITS Kerja Sama dengan UCL Kembangkan Aplikasi untuk Nelayan

Selain itu, selain program B2SA ini, pihak Bapanas juga sedang mempersiapkan strategi pengelolaan terkait program, sehingga masyarakat bisa lebih bijak lagi dalam mengonsumsi makanan.

Strategi ini sebenarnya sudah dicanangkan dalam program ‘Indonesia Bebas Food Waste’ pada tahun 2022 lalu.

Program tersebut diluncurkan dalam rangka membangkitkan kesadaran masyarakat agar tidak membuat sampah makanan baik yang berupa food waste atau sampah makanan konsumsi maupun berupa food loss atau sampah makanan mentah.

Secara global, terdapat 1,3 miliar ton sampah makanan terbuang setiap tahunnya. Sedangkan, untuk Indonesia sendiri sebanyak 23 – 48 ton sampah makanan terbuang setiap tahunnya.

Menurut Sarwo, jika sampah makanan tersebut dikelola dengan baik, hasilnya sudah bisa memberi makan sekitar 65 – 125 juta penduduk Indonesia. Maka dari itu, Sarwo meminta agar kalau masih ada makanan lebih, sebaiknya dibagikan ke teman-teman yang membutuhkan.*** 

Baca Juga: Pentingnya Transisi Energi untuk Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca

Editor: Dian Effendi

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler