RINGTIMES BALI – Menjelang bulan Ramadhan minyak goreng terpantau mengalami kenaikan harga setelah sebelumnya mulai normal.
Menko Luhut Binsar Pandjaitan mengadakan rapat koordinasi untuk mengatasi kenaikan harga minyak goreng.
Rapat koordinasi digelar Senin 6 Januari 2023, rapat tersebut dihadiri oleh Kementerian dan Lembaga terkait serta para produsen minyak goreng.
Penyebab kenaikan harga minyak goreng
Baca Juga: Update Gempa Bumi Turki dan Suriah, Ratusan Warga Tewas, Ribuan Terluka Termasuk WNI
Luhut mengatakan, penyebab kenaikan harga minyak goreng saat ini ialah masyarakat yang sebelumnya membeli minyak goreng premium beralih ke MinyaKita.
Padahal penjualan MinyaKita merupakan upaya pemerintah untuk meredam kenaikan harga sebelumnya.
Selain itu, penyebab dari kenaikan minyak goreng ialah berkurangnya stok pasokan DMO.
Dan juga masalah proses distribusi, diantaranya menyangkut stok yang menumpuk maupun pelanggaran harga HET yang sudah ditetapkan.
Pada rapat koordinasi tersebut, terdapat beberapa poin penting yang telah disepakati untuk mengatasi kenaikan minyak goreng menjelang Ramadhan nanti.
Luhut menyampaikan bahwa pasokan DMO akan ditingkatkan sebesar 50 persen menjelang Ramadhan.
Baca Juga: Harlah 1 Abad NU, Mahasiswa Umsida Bagi 3.000 Porsi Bakso Gratis
Agar stok terjaga, pemerintah akan mendepositokan sebagian hak para eksportir hingga situasi kenaikan harga ini mereda.
Untuk mengawasi pelanggaran yang bisa saja terjadi, pemerintah akan melakukan pengawasan yang ketat.
Kementrian Perdagangan pun akan menindaklanjuti secara langsung setiap pelanggaran yang terjadi dengan membuka layanan hotline pengaduan masyarakat terkait masalah pelanggaran ketersediaan minyak goreng.
Luhut pun berharap upaya-upaya ini dapat membantu menyelesaikan masalah kenaikan harga minyak goreng.
“Semoga upaya ini bisa membantu menstabilkan harga minyak goreng pada posisi semula sehingga masyarakat bisa mendapatkan minyak goreng dengan mudah dan terjangkau harganya,” ujar Luhut dikutip dari Instagram @luhut.pandjaitan.***