Made Mangku Pastika Minta Pengendalian Jumlah Populasi Kera di Monkey Forest Ubud

26 Juli 2022, 14:20 WIB
Made Mangku Pastika di Monkey Forest, Ubud. /Dok. ANTARA

RINGTIMES BALI – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Made Mangku Pastika, melakukan kunjungan ke Monkey Forest atau Mandala Suci Wanara Wana di Ubud, Gianyar.

Dalam kunjungannya ini Made Mangku Pastika, berharap Pemerintah Daerah dapat membantu upaya pengendalian jumlah populasi kera yang ada di Monkey Forest.

Karena menurut Made Mangku Pastika, hal ini perlu dilakukan karena tidak mungkin juga mengeliminasi kera seperti halnya mengeliminasi anjing untuk mencegah rabies.

Agar populasinya bisa tetap stabil maka dilakukan sterilisasi dengan menggandeng perguruan tinggi.

Baca Juga: Wagub Cok Ace Sambut Penyerahan Bantuan Sosial Bank Indonesia, Dorong Pertumbuhan UMKM Bali

Saat ini diketahui ada sekitar 1.200 kera di Monkey Forest dan dengan upaya sterilisasi pertambahannya bisa dikendalikan hingga lebih dari 50 persen.

Bendesa Adat Padang Tegal Ubud Made Parmita, mengatakan disaat awal pandemi Covid-19, pihak pengelola sempat mengalami kendala untuk memberi pakan kera.

Hal tersebut karena minimnya jumlah kunjungan wisatawan, namun populasi kera semakin bertambah.

Ia juga berkata, selama sebulan pihaknya perlu mengeluarkan uang yang berkisar Rp300 juta untuk biaya operasional karyawan dan pakan satwa. Namun beruntung ada LPD yang membantu memberikan kredit.

Baca Juga: Dekranasda dan Disperindag Kota Denpasar Lakukan Monev, Tunjang IKM Bangkit

Kini kunjungan turis sudah mulai meningkat. Rata-rata kunjungan berkisar 2.500 per hari sejak April 2022. Namun dalam kondisi normal kunjungan rata-rata bisa mencapai 4.000-an per harinya.

Meski begitu, pihaknya tetap bersyukur karena kini wisatawan mulai berdatangan, sehingga perawatan kera bisa kembali berjalan dengan baik.

Selain itu, pihak pengelola juga menghadapi kendala lain, yakni dalam upaya pelestarian tanaman hutan yang ada termasuk perawatan kera.

Sebagian pohon yang tumbuh sudah tua dan banyak yang roboh sehingga merusak pohon lainnya. Kondisi ini juga akan berbahaya bagi pengunjung.

Baca Juga: BP2MI Tonjolkan Kualitas PMI pada EBM di Badung, Bali

Sementara, Made Mangku Pastika yang didampingi staf ahli Nyoman Wiratmaja, Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara, mengadakan reses bertajuk Monkey Forest Melestarikan Flora dan Fauna di Tengah Pengembangan Eco Tourism.

Menurutnya, tantangan di sektor pariwisata akan makin ketat. Oleh karena itu, penting agar apa yang sudah ada bisa dirawat dengan baik.

"Pariwisata itu sensitif dan rawan terhadap berbagai isu, seperti isu kesehatan teroris dan bencana, sehingga mengelola yang sudah ada saja juga tidak gampang," ujar mantan Gubernur Bali ini dikutip dari laman antaranews.com.

Oleh karena itu, ia juga mengharapkan perhatian dari Pemda untuk melakukan perawatan dan menjaga kelestarian daerah yang menjadi paru-paru Ubud tersebut.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Antara Bali

Tags

Terkini

Terpopuler