Lonjakan Kasus Omicron di Indonesia Makin Tinggi, Harus Ada Sinergi Antisipasi dari Semua Pihak

4 Januari 2022, 14:09 WIB
Lonjakan Kasus Omicron di Indonesia Makin Tinggi /Pixabay/Alexandra_Koch

RINGTIMES BALI – Penambahan kasus transmisi lokal oleh varian Omicron di Indonesia semakin mengkhawatirkan.

Kementerian Kesehatan sudah mencatat jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 karena varian omicron sejumlah 152 kasus per Senin, 3 Januari 2022.

Sejumlah 152 kasus tersebut, 146 diantaranya merupakan kasus impor dan 6 kasus lainnya merupakan hasil transmisi lokal.

Menurut keterangan Kementerian Kesehatan, penyebab dari temuan kasus varian omicron adalah pelaku perjalanan internasional yang berasal dari Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 8 Subtema 3 Pelajaran 2 Kelas 5 SD MI Halaman 104, Air Sangat Penting Bagi Kehidupan

Sudah berulang kali dilayangkan peringatan dan himbauan untuk tidak pergi ke luar negeri oleh pihak Kementrian Kesehatan, mengingat penularan varian omicron yang sangat tinggi di negara-negara lain.

Penularan varian omicron diprediksikan akan terus meluas terutama di kelima negara yang telah disebutkan sebelumnya. Apalagi, saat liburan pergantian tahun seperti sekarang ini, yang mana mobilitas masyarakat dipastikan akan meningkat.

"Dari 152 kasus yang masuk ke Indonesia, setengahnya tanpa gejala, setengahnya lagi sakit ringan, mereka tidak butuh oksigen dan saturasinya masih diatas 95 persen. Sekitar 23 persen atau 34 orang sudah kembali ke rumah. Sampai sekarang tidak ada yang membutuhkan perawatan serius di RS, cukup beri obat dan vitamin," ungkap Menteri Kesehatan Budi Sadikin, seperti yang dikutip dari laman resmi Kemenkes.

Baca Juga: Download Lagu Rhoma Irama 'Penasaran' MP3 MP4 Kualitas Terbaik Beserta Lirik, Tinggal Klik.

Walaupun disebutkan pasien terkonfirmasi positif varian omicron tidak bergejala dan bergejala ringan, namun omicron tetap dinilai sebagai varian yang bisa menyebabkan tingkat penularan tinggi. Maka, masyarakat harus tetap waspada dan diharapkan mampu bersinergi dalam upaya pencegahan dan pengendalian.

Pencegahan yang bisa dilakukan untuk menekan pertambahan kasus akibat varian omicron salah satunya dengan tidak berpergian ke luar negeri. Selain itu antisipasi juga harus dilakukan seperti misalnya penguatan fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan) termasuk didalamnya yakni SDM kesehatan, farmasi, dan alkes (alat kesehatan).

"Jumlah tempat tidur (RS) di Indonesia ada sekitar 400 ribu, 30 persen atau 120 ribu kita dedikasikan untuk COVID-19, sekarang yang terisi sekitar 240-250 ribu tempat tidur. Jadi masih ada room (kamar tidur) sekitar 110 ribu yang sebelumnya memang sudah kita alokasikan untuk COVID-19", ungkap Menteri Kesehatan Budi Sadikin.

Baca Juga: Pemain Persikabo Raychan Adjie Meninggal Dunia, Arema FC Sampaikan Duka Cita

Menteri Kesehatan Budi Sadikin optimis bahwa ketersediaan tempat tidur dan fasilitas kesehatan yang lainnya untuk mengatasi pasien Covid-19 dalam keadaan cukup. Kementerian Kesehatan juga telah memastikan kebutuhan akan oksigen generator dan obat terapi dapat ter-cover dengan baik.***

Editor: Annisa Fadilla

Tags

Terkini

Terpopuler