Jepang Melarang Pengunjung Asing Selama 1 Bulan Imbas Penyebaran Omicron

1 Desember 2021, 20:14 WIB
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berbicara selama konferensi persnya, setelah parlemen memilihnya kembali sebagai perdana menteri menyusul kemenangan pemilihan bulan lalu oleh Partai Demokrat Liberal yang berkuasa, di Kantei, Jepang 10 November 2021. /Stanislav Kogiku/ Pool via REUTERS

RINGTIMES BALI – Jepang memberlakukan pembatasan khusus bagi seluruh pendatang asing yang ingin berkunjung ke jepang imbas dari penyebaran varian Omicron.

Jepang membatasi pengunjung ini berlaku selama 1 bulan namun pengunjung ini memiliki batasan terutama bagi pengunjung yang memiliki kepentingan khusus

Perdana menteri Jepang pada hari Selasa, 30 November 2021 kemarin melarang entri terutama masyarakat dunia yang memiliki kasus positif atau negara yang sudah terkonfirmasi memiliki kasus positive varian Omicron.

Baca Juga: Mencegah Perluasan Varian Omicron, WHO: Negara dan Masyarakat Harus ikut berkontribusi

Dilansir dari Kyodonews pada Rabu, 1 Desember 2021, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan bahwa tindakan penutupan akses ke Jepang selama 1 bulan ini untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk

Laporan dari pemerintah Jepang mengatakan bahwa aka nada 14 negara yang akan dibatasi perjalanannya ke negeri sakura.

Negara-negara tersebut selain Negara di Afrika selatan juga Negara eropa seperti Inggris Jerman dan Italia juga akan dibatasi.

Baca Juga: Produsen Vaksin Berlomba-lomba Membuat Booster Vaksin Baru akibat Varian Omricon

Sementara, penduduk Jepang telah kembali dari luar negeri akan dikarantina dengan ketat dan dilakukan treatment untuk menghindari adanya penyebaran yang lebih banyak karena varian terbaru ini.

Jepang baru saja melonggarkan larangan masuk untuk masyarakat dunia pada tanggal 8 November 2021 lalu yang memungkinkan mahasiswa, pengusaha dan peserta program magang di jepang.

Pada saat masuk ini pun, pihak pemerintah jepang memberikan pengetatan penuh dengan syarat bahwa organisasi tuan rumah setuju untuk memantau dengan ketat kegiatan mereka.

Baca Juga: Update 17 Negara Terinfeksi Virus Omicron per 30 November 2021

Kishida mengatakan penutupan ini hanya berlaku sementara sambil menunggu hasil dari penelitian lanjutan terhadap varian Omicron.

"Tindakan sementara sampai informasi tentang varian Omicron menjadi jelas, ketika berhadapan dengan risiko yang tidak diketahui, yang terbaik adalah mengambil setiap tindakan pencegahan," kata Perdana Menteri jepang tersebut.

Mulai hari Rabu 1 Desember 2021, Jepang telah menurunkan jumlah pendatang yang masuk ke Negara tersebut yang awalnya sejumlah 5.000 orang menjadi 3.500 orang saja perharinya.

Baca Juga: Mencegah Perluasan Varian Omicron, WHO: Negara dan Masyarakat Harus ikut berkontribusi

Warga Jepang yang masuk ke negara tersebut juga diberikan karantina yang ketat, dan isolasi selama 2 minggu terlepas dari sudah divaksin atau belum.

Sembilan Negara yang masuk daftar Negara yang pelancongnya ditutup untuk datang ke jepang adalah masyarakat Negara Botswana, Eswatini, Lesotho, Malawi, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan, Zambia, dan Zimbabwe.

Tidak hanya pada Negara di benua Afrika saja, Negara-negara di zona Eropa juga mendapatkan beberapa pembatasan.

Baca Juga: Virus Omicron 500 Persen Lebih Menular, Dokter di Afrika Selatan Ungkap Gejalanya Sangat Ringan

Negara seperti Inggris, Israel, Italia, dan Belanda perlu menghabiskan enam hari di fasilitas yang ditunjuk pemerintah.

Sementara karantina tiga hari akan diperlukan dari Australia, Austria, Belgia, provinsi Ontario di Kanada, Republik Ceko, Denmark, Prancis , Jerman dan Hongkong.***

Editor: Sevie Safitri Rosalina

Sumber: Kyodo News

Tags

Terkini

Terpopuler