Joe Biden Sebut China Lakukan Kesepakatan dengan Taliban

8 September 2021, 14:20 WIB
Ilustrasi Presiden AS Joe Biden menyebut China lakukan kesepakatan dengan Taliban. /Reuters/Jonathan Ernst/

RINGTIMES BALI – Presiden AS Joe Biden menyebut bahwa China mencoba membuat sebuah kesepakan dengan Taliban.

Hal itu dilakukan menyusul para pejuang Taliban berhasil menguasai pemerintahan negara sepenuhnya pada 15 Agustus 2021 lalu.

"China memiliki masalah nyata dengan Taliban. Mereka akan mencoba membuat beberapa pengaturan dengan Taliban, saya yakin,” ucap Joe Biden dikutip dari CNA.

Baca Juga: China Sebut AS Egois dan Suka Menekan Negara Lain

“Seperti halnya Pakistan, seperti halnya Rusia, seperti halnya Iran. Mereka semua mencoba mencari tahu apa yang mereka lakukan sekarang," tambahnya.

Di sisi lain, AS beserta sekutu G7 telah sepakat untuk segera mengkoordinir sikap mereka terhadap pemerintahan Taliban.

Kini Washington sudah memblokir akses ke Afghanistan yang sepenuhnya dipegang oleh Federal Reserve New York.

Baca Juga: China Siap Bersahabat dengan Taliban usai Rekontruksi Afghanistan

Hal itu dimaksudkan untuk memastikan bahwa mereka memenuhi syarat, karena Taliban menjanjikan menghormati perempuan hukum internasional lainnya.

Tetapi para ahli mengatakan banyak dari pengaruh ekonomi itu akan hilang jika China, Rusia, atau negara lain turut memberikan dana kepada pemerintahan Taliban.

Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam panggilan telepon pada 29 Agustus 2021.

Baca Juga: China Usir Dubes Lithuania Buntut Kisruh Kantor Wakil Taiwan

Dalam pembicaraan tesebut, ia mengatakan bahwa masyarakat internasional harus terlibat dan ikut membimbing Taliban secara positif.

Saat ini China belum secara resmi mengakui Taliban sebagai penguasa baru Afghanistan, tetapi Wang pada Juli menjamu Mullah Baradar, saat itu ditunjuk sebagai wakil perdana menteri.

Ia mengatakan dunia harus membimbing dan mendukung Afghanistan untuk transisi ke pemerintahan baru.***

Editor: Suci Annisa Caroline

Sumber: CNA

Tags

Terkini

Terpopuler