AS Krisis Boba akibat Covid-19, Bisnis Bubble Tea Terancam

24 Mei 2021, 14:04 WIB
Ilustrasi AS tengah mengalami krisis akibat Covid-19, bisnis bubble tea mulai terancam. /Istagram/xiexieboba.official/


RINGTIMES BALI -
Semenjak pandemi Covid-19, bisnis Boba di Amerika Serikat (AS) dikabarkan tengah mengalami krisis, sehingga bisnis bubble tea pun terancam.

Sejalan dengan dampak dari pandemi Covid-19, Boba (topping berwarna gelap dan kenyal yang terbuat dari tapioka) kini menjadi langka di AS karena kurangnya bahan baku.

Krisis boba ini juga menjadi efek lain dari pandemi Covid-19 di AS, setelah krisis tisu toilet, ragi roti, hingga saus tomat.

Baca Juga: Dokumen Rahasia AS Terungkap, Pernah Rencanakan Lindungi Taiwan dari China Lewat Serangan Nuklir

Oliver Yoon wakil presiden penjualan dan pemasaran global untuk Boba Direct yang menjadi pemasok berkata, kelangkaan terjadi selama berbulan-bulan karena masalah logistik di banyak industri.

Ia menerangkan, terlalu banyak pengiriman dari Asia tetapi tidak ada cukup kapasitas untuk membawanya ke Amerika.

"Ada banyak peti kemas dalam jumlah besar dari luar negeri karena e-commerce, karena konsumen belanja, dan sayangnya, tidak cukup orang untuk mengeluarkan peti kemas ini dar kapal," kata Yoon dikutip Ringtimesbali.com dari NPR.

Baca Juga: Palestina Kian Memanas, Israel Kembali Serang Masjid Al Aqsa Usai Sepakat Gencatan Senjata

Kurangnya pekerja dan sopir di pelabuhan menimbulkan timbunan stok di sepanjang East Coast dan West Coast, yang membuat pengiriman tertunda dan produk tak segera sampai ke pengecer.

"Yang saya dengar dari perusahaan ekspedisi dan industri angkutan truk adalah, 'Kami semua butuh bantuan. Kami butuh pekerja tambahan'," imbuhnya.

Akibat krisis boba di AS ini, bisnis bubble tea pun terancam. Abdurahman Sharif contohnya yang memiliki Chi Tea di pinggiran Chicago.

Baca Juga: Kabar Duka Selimuti Gaza, Usai Serangan Roket Israel, 228 Warga Palestina Meninggal

"Selama sebulan terakhir, setiap minggu, kami khawatir tentang bagaimana kami kehabisan rasa ini, tapioka. Kami kehabisan bahan-bahan ini, bahkan sampai sedotan," ungkap Sharif.

Ia membuka bisnis bubble tea-nya sejak delapan bulan lalu, dan kini khawatir kelangkaan boba akan merusak citra kedai dan kepercayaan konsumennya.

"Setiap pekan kami harus mencoret varian rasa dari menu kami karena tidak ada bahannya, dan itu tidak akan ada selama dua sampai tiga minggu ke depan," ujarnya.

Baca Juga: Kabar Duka Selimuti Gaza, Usai Serangan Roket Israel, 228 Warga Palestina Meninggal

Oliver Yoon memperkirakan krisis boba di Amerika akan berlangsung sampai pertengahan musim panas.

Dia mengimbau orang-orang untuk bersabar, dan meyakinkan mereka bahwa stok bahan baku nantinya akan sampai ke AS.

Yoon juga menyarankan orang-orang membeli varian topping lainnya sebagai pengganti boba.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: NPR

Tags

Terkini

Terpopuler