Ekstremis Yahudi Siap Serbu Masjid Al Aqsa Karena Tak Puas Genjatan Senjata

24 Mei 2021, 13:38 WIB
Ekstrimis Yahudi dikabarkan akan menyerbu Masjid Al Aqsa karena tidk puas dengan genjatan senjata. /Twitter/@edokonrard


RINGTIMES BALI -
 Sekelompok ekstrimis Yahudi dilaporkan menyerukan penyerbuan di Masjid Al-Aqsa secara besar-besaran pada hari Minggu.

Dilansir Ringtimes Bali dari Al Araby, kabar ini menjadi seruan terbaru untuk kekerasan melawan warga Palestina, mengikuti serangan Israel sebelumnya di Jalur Gaza.

Diketahui, jika sebelumnya Israel dan Hamas terlibat konflik senjata di jalur Gaza. Lalu setelah menyepakati gencatan senjata. Polisi Israel kembali menyerang Masjid Al Aqsa.

Baca Juga: Palestina Kian Memanas, Israel Kembali Serang Masjid Al Aqsa Usai Sepakat Gencatan Senjata

Namun, pihak ekstremis Yahudi kembali dikabarkan akan melakukan penyerangan besar-besaran ke Masjid Al Aqsa.

"Pada Minggu pagi pukul 7, kami akan tahu apakah kami telah kalah perang," ujar Assaf Farid, juru bicara Federation of Temple Organizations.

Selama pengeboman Israel terbaru di Gaza, Farid pergi ke kota Lod dan menunjukkan foto dirinya memegang senjata otomatis, menyatakan "kita harus melakukan sesuatu" untuk memicu kekerasan lebih jauh, catat Dr. Abdallah Marouf, Asisten Profesor Sejarah Islam di Universitas Istanbul.

Pemukim Yahudi Israel telah sering mengklaim 'hak' mereka atas Masjid Al-Aqsa, yang mereka sebut sebagai Temple Mount.

Baca Juga: Kabar Duka Selimuti Gaza, Usai Serangan Roket Israel, 228 Warga Palestina Meninggal

Yahudi mengatakan masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga milik umat Muslim, dulunya adalah situs dua kuil Yahudi di era Alkitab.

Pemukim merencanakan menyerang Masjid Al Aqsa dan sekitarnya 9 Mei untuk menandai perayaan kependudukan Israel di Yerusalem Timur.

Kejadian tersebut terjadi pada 1967 setelah mereka memenangkan perang melawan Mesir, Yordania dan Suriah.

Seruan ini datang di tengah keluhan tentang Israel yang siaga hendak mengklaim wilayah pemukiman Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.

Baca Juga: Kabar Duka Selimuti Gaza, Usai Serangan Roket Israel, 228 Warga Palestina Meninggal

Pemukim yang didukung pemerintah merencanakan memaksa mengusir penduduk Palestina. Aktivis dan penduduk Sheikh Jarrah Alaa Salima mengatakan kepada Arabi 21 jika pasukan Israel menjarah Sheikh Jarrah tanpa alasan.

Ia menekankan jika yang terjadi adalah hukuman kolektif melawan hukum internasional. Ia mengatakan kepada portal berita berbahasa Arab tersebut jika pasukan Israel melindungi para pemukim di sana.

Ia juga menambahkan Israel mengubah Sheikh Jarrah menjadi zona militer tertutup. Pasukan Israel masih terus-terusan berhenti dan mencari warga lokal sebagai bukti identitas mereka.

Sementara warga Palestina sering dicegah mengunjungi kerabat yang tinggal di tempat tersebut, tambah Salima.

Ia kemudian menyerukan solidaritas dengan tetangga dan mengangkat status ilegal Sheikh Jarrah, yang merupakan hukuman kolektif untuk warga sipil di masa perang dan secara hukum tidak bisa diterima.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Al Araby

Tags

Terkini

Terpopuler