Ada Apa Dibalik Bangku Kosong Najwa Shihab yang Berujung Polisi

- 7 Oktober 2020, 06:30 WIB
Ada Apa Dibalik Bangku Kosong Najwa Shihab yang Berujung Polisi
Ada Apa Dibalik Bangku Kosong Najwa Shihab yang Berujung Polisi /tangkapan layar YouTube /

RINGTIMES BALI — Jurnalis kenamaan Najwa Shihab dilaporkan ke polisi perihal wawancara bangku kosong Menteri Kesehatan RI yang dilakukan pada tanggal 28 September 2020 silam dalam program acara ‘Mata Najwa’.

Ada apa dibalik bangku kosong Najwa Shihab yang berujung kepolisian ini? Hingga ada pihak yang sampai tidak terima dengan acara tersebut.

Dalam wawancara bangku kosong tersebut, Najwa Shihab memperagakan seolah-olah dirinya sedang mewawancarai Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto yang diwakilkan oleh bangku kosong.

Baca Juga: Pentingnya Menjaga Keamanan Akun ShopeePay, Simak Caranya

Wawancara bangku kosong itu sempat viral dan menyita perhatian serta pro kontra masyarakat Indonesia.

Kemudian sejumlah orang yang mengatasnamakan Relawan Jokowi, melayangkan laporan nya ke Polda Metro Jaya Jakarta pada tanggal 6 Oktober 2020.

Laporan tersebut terkait dugaan kasus cyber bullying atau perbuatan tidak menyenangkan terhadap pejabat negara yaitu Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto.

“Bukan mau menyerang seseorang, tapi kami ingin perlakuan yang dilakukan Najwa Shihab di depan ribuan rakyat Indonesia tidak berulang dilakukan oleh wartawan atau journalis lain” ujar Silvia Dewi Soembarto selaku Ketua Umum Tim Relawan Jokowi Bersatu.

Baca Juga: Najwa Shihab Dipolisikan Gegara Kursi Kosong, Bela Jokowi Berlebihan itu Merugikan

“Yang membuat saya sendiri sebagai Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu marah adalah Menteri ini adalah representasi Presiden Jokowi” papar Silvia Dewi Soembarto.

Dalam laporannya sejumlah orang yang mengatanamakan Tim Relawan Jokowi Bersatu tidak ada kontak komunikasi sebelum nya dengan Menteri Terawan pada saat diwawancarai oleh salah satu wartawan di Polda Metro Jaya.

Silvia Dewi Soembarto juga mengungkapkan bahwa mereka berjuang sendiri ke Polda Metro Jaya dalam laporan dugaan kasus cyber bullying yang dilakukan oleh Najwa Shihab.

Baca Juga: Najwa Shihab Ungkap Alasan di Balik Wawancara ‘Kursi Kosong’ Terawan

Sebagai sejumlah anggota yang mengatasnamakan Relawan Jokowi Bersatu berhak memberikan suaranya perihal wawancara kursi kosong Menteri Terawan pada tanggal 28 September silam.

Pada siaran program acara ‘Mata Najwa’ dikatakan bahwa Najwa Shihab telah mengundang Menteri Terawan kesekian kalinya untuk hadir pada program acara bangku kosong.

Najwa Shihab melontarkan beberapa pertanyaan yang mana berasal dari publik bukan dari dirinya sendiri.

Baca Juga: Fakta Menarik di Balik Sosok Puan Maharani

Najwa Shihab juga meminta penjelasan Menteri Terawan terkait kondisi pandemi virus corona yang belum bisa terkendali.

Disaat negara-negara lain bahkan sudah berangsur-angsur dapat memperlonggar situasi, sementara negara Indonesia masih tertinggal jauh.

Pada akhir wawancaranya, Najwa Shihab meminta Mentri Terawan untuk bisa meyakinkan kepada publik bahwa dirinya masih layak menduduki posisi sebagai Menteri Kesehatan RI.

Baca Juga: Jangan Percaya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Sakit Parah karena Wabah Mematikan

Menanggapi hal itu, beberapa tokoh mengungkap ketidaksetujuan atas pelaporan Nana itu.

Diantaranya Fadli Zon, Susi Pudjiastuti, dan Goenawan Muhammad (GM). Ketiganya memberikan reaksi yang mendukung Najwa Shihab.

Fadli Zon melalui akun Twitter miliknya merasa kaget atas laporan yang ditujukan kepada Najwa Shihab.

Ia menilai ini bukanlah hal yang melanggar hukum. Fadli Zon berpendapat ini sangat wajar dalam demokrasi

Baca Juga: Waspada Tsunami! BMKG Catat Gempa Indonesia Melonjak Drastis hampir 12 Ribu Kali

“Wawancara kursi kosong ini ide brilian @NajwaShihab. Sangat wajar dalam demokrasi. Jadi kalau hal seperti inipun dilaporkan ke polisi, ya demokrasi macam apa?,” tulisnya.

Sementara itu, Susi Pudjiastuti juga langsung menyampaikan kekagetannya setelah Najwa Shihab dilaporkan dengan mengirimkan emoticon melalui akun Twitternya.

????????????????????????????????????????Wawancara Kursi Kosong, Najwa Shihab Dilaporkan ke Polisi | Republika Online Mobile https://t.co/4MUpSsVF8H— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti).

Baca Juga: Sungguh Bejat! 3 Pasangan ABG di Aceh Terciduk Warga Tengah Pesta Seks di Rumah Kosong

Selain keduanya, salah satu tokoh yang dianggap selalu membela Jokowi, Gunawan Muhammad (GM) menyebut mereka terlalu berlebihan dalam membela Jokowi.

"Membela Pak Jokowi secara berlebihan itu merugikan beliau," kata pria yang akrab disapa GM ini lewat keterangan tertulis pada Selasa, 6 Oktober 2020.

Disisi lain, Silvia menegaskan akan tetap membuat laporan kepada polisi. Bahkan ia juga menegaskan melayangkan somasi kepada Trans 7.

Baca Juga: GAWAT! Pemerintah Belum Bayar Anggaran Vaksin Sinovac 24 Triliun, Gak mampu Bayar?

"Kami diterima oleh SPKT dan kami akan menuju ke siber karena kami berurusan dengan UU ITE dan juga pejabat menteri yang notabene adalah pejabat negara. Terlapornya juga kami akan memberikan somasi kepada ke Trans7 dan kami akan melakukan melaporkan kepada dewan pers setelah ini," tegas Silvia.

Adapun persangkaannya, menurut Silvia, adalah cyber bullying karena narasumber tidak hadir kemudian wawancara bangku kosong dan dijadikan parodi.

Silvia menganggap parodi tersebut merupakan tindakan yang tidak boleh dilakukan kepada pejabat negara, khususnya menteri. Mengingat Menkes Terawan adalah representasi dari pada Presiden Republik Indonesia.

Baca Juga: Ini 14 Pasal Bermasalah dan Kontroversial di UU Cipta Kerja, Mogok Kerja Berlanjut

"Dalam KUHP Perdata dan Pidana ketika bicara dengan jurnalistik memang kami memakai UU pers, tetapi juga dilaporkan secara perdata dan pidana melalui pengadilan atau kepolisian. Ketika sama-sama mentok kita ke dewan pers, untuk meminta arahan," terang Silvia.

Terkait barang bukti yang dibawa, kata Silvia, ada penggalan video dari Youtube.

Namun, tidak menutup kemungkinan ada bukti lain setelah lapor ke bagian Siber Polda Metro Jaya. Kemudian ia juga mengaku sudah berkomunikasi dengan dewan pers dan akan berdiskusi masalah ini.

Baca Juga: Selatan Bali Masuk Daftar Wilayah Terancam Potensi Gempa dan Tsunami, Ini Kata BMKG

"Dewan pers membuka peluang kami untuk datang dan berdiskusi. Karena kami bukan mau menyerang seseorang, tapi kami hanya ingin perlakuan yang dilakukan Najwa Shihab, di depan jutaan rakyat Indonesia tidak berulang dilakukan oleh wartawan lain atau tidak ditiru itu saja," tutupnya.***

Editor: Tri Widiyanti

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah