Waspada! Jika Anda Melihat Ikan Jenis Ini Segera Lari karena Tanda Tsunami Diduga akan Datang

- 29 September 2020, 12:02 WIB
Waspadalah, Jika Anda Melihat Ikan Jenis Oarfish Segera Lari karena Tanda Tsunami Diduga akan Datang
Waspadalah, Jika Anda Melihat Ikan Jenis Oarfish Segera Lari karena Tanda Tsunami Diduga akan Datang /

RINGTIMES BALI - Viral adanya potensi tsunami setinggi 20 meter di Indonesia khususnya di Selatan Jawa. Ini berdasarkan hasil riset ilmuwan ITB yang memprediksi akan adanya tsunami tersebut. Jika Anda melihat tanda ikan laut dalam atau Oarfish (Regalecus Glesne), segera lari karena ikan jenis ini dipercaya dapat mendeteksi datang nya bencana termasuk tsunami.

Dikutip dari Jurnal Presisi, ikan ini memiliki bentuk tubuh yang panjang menyerupai Sea Serpent. Ikan ini bahkan dianggap sebagai perwujudan naga air dalam mitologi Jepang dan dijuluki "ryugu no tsukai" yang bermakna Sang pembawa pesan Raja Laut.

Mengapa demikian? bukan tanpa alasan jika jenis ikan Oarfish mendapat julukan itu. Dikutip dari Zona Jakarta, tingkat keakuratan ikan ini lebih tinggi dibandingkan keakuratan dari mesin seismograf ataupun pendeteksi tsunami konvensional.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

Sejarah mencatat bahwa kemunculan ikan di pesisir pantai selalu disusul dengan kehadiran bencana dahsyat seperti gempa bumi dan bahkan tsunami.

Diyakini perilaku Oarfish yang terbilang 'sakti' tersebut ternyata dapat dijelaskan dari kacamata sains. Sebagai ikan laut dalam, Oarfish tentu bisa merasakan apabila terjadi pergerakan lempeng bumi dengan skala besar di dasar laut.

Pergerakan lempeng tersebut membuat Oarfish gelisah dan akhirnya naik ke permukaan. Kemunculannya ke permukaan pun dianggap sebagai pesan untuk umat manusia, bahwa ada bencana dahsyat yang akan menerjang mereka.

Baca Juga: Waspada! ini Wilayah Terparah Kena Tsunami 20 Meter jika Terjadi di Selatan Jawa, Segini Kekuatannya

Rachel Grant, seorang Profesor Biologi Kelautan dari Universitas Anglia Ruskin di Cambridge, menuturkan bahwa perilaku ajaib dari Oarfish tersebut dapat dibuktikan secara teoritis.

“Kala gempa terjadi, akan ada penumpukan tekanan di bebatuan yang bisa menimbulkan muatan elektrostatis dan menyebabkan ion bermuatan listrik lepas ke air,” ujarnya pada Euronews.

“Hal tersebut dapat menyebabkan pembentukan hidrogen peroksida, yang merupakan senyawa beracun. Ion berbahaya tersebut juga dapat mengoksidasi bahan organik yang dapat membunuh ikan, sehingga memaksa mereka meninggalkan laut dalam dan naik ke permukaan," tutup Prof. Rachel.

Baca Juga: Resah Tsunami 20 Meter dan Gempa Bumi Megathrust, Tamu yang Nginap Pulang Lagi

Jadi apabila anda melihat seekor Oarfish berenang di perairan dangkal dekat pantai, hubungi pihak berwajib dan bersegeralah mengungsi karena tak lama setelahnya, bencana dahsyat akan datang.

Sebagaimana dikutip dari Pikiran-rakyat.com, Institut Teknologi Bandung (ITB) menyampaikan hasil riset yang cukup menggemparkan masyarakat pesisir pantai selatan Jawa. Pasalnya, ITB memprediksi sepanjang pantai selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Timur berpotensi digulung tsunami.

Riset tersebut pun memperkirakan tinggi tsunami yang akan mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur.

Baca Juga: Jangan Bingung, Begini Pengertian Gempa Megathrust, Tsunami, Mitigasi, Potensi, dan Skenario

Hasil riset tersebut pun menggemparkan masyarakat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun turut membuka suara.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkapkan pihaknya mengapresiasi kajian tersebut.

"ADANYA potensi gempa kuat di zona megathrust di selatan Pulau Jawa hasil kajian para ahli kebumian ITB yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature baru-baru ini," ungkapnya dalam akun Instagram pribadinya @daryonobmkg yang diunggah pada Jumat 25 September 2020.

Baca Juga: Viral Potensi Tsunami, Waspadai 3 Tanda Sebelum Tsunami Menerjang

"Diharapkan dapat mendorong kita semua untuk lebih memperhatikan upaya mitigasi bencana gempabumi dan tsunami," sambungnya.

Menurutnya, perlu ada upaya serius dari berbagai pihak untuk mendukung dan memperkuat penerapan building code dalam membangun infrastruktur.

Masyarakat, lanjut Daryono, diharapkan terus meningkatkan kemampuannya dalam memahami cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami.

Baca Juga: Potensi Tsunami 20 Meter di Jawa, Tiga Wilayah Dipasang Sistem Peringatan Dini, Banyuwangi Waspada!

"BMKG dalam hal ini mengapresiasi hasil tersebut. Skenario model yang dihasilkan merupakan gambaran terburuk (worst case), dan ini dapat dijadikan acuan kita dalam upaya mitigasi guna mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami," tulisnya.

Ia mengakui, informasi potensi gempa kuat di zona megathrust memang rentan memicu keresahan akibat salah pengertian (misleading).

Akan tetapi, menurutnya masyarakat lebih tertarik membahas kemungkin dampak buruknya daripada pesan mitigasi yang mestinya harus dilakukan.

Baca Juga: Riset ITB Bareng Kolaborator Ungkap Kemungkinan Tsunami Besar di Jawa, Tingginya Puluhan Meter

"Informasi potensi gempa kuat selatan Jawa saat ini bergulir cepat menjadi berita yang sangat menarik," ungkapnya.

"Masyarakat awam pun menduga seolah dalam waktu dekat di selatan Pulau Jawa akan terjadi gempa dahsyat, padahal tidak demikian," tambahnya.

Menurutnya, kajian ilmiah mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa megathrust dan skenario terburuk.

Akan tetapi hingga saat ini teknologi belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan dan di mana gempa akan terjadi.

pBaca Juga: Pilih Transaksi Digital Selama Masa PSBB, Simak Cara Top Up ShopeePay

"Maka dari itu, dalam ketidakpastian kapan terjadinya, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah kongkrit untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa," ungkapnya.

Menurutnya, informasi hasil kajian ini hendaknya tidak mempertajam kecemasan dan kekhawatiran masyarakat.

Akan tetapi, harus segera direspon dengan upaya mitigasi yang nyata. Apakah dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi mitigasi, latihan evakuasi (drill), menata dan memasang rambu evakuasi.

Baca Juga: Waspada! Jabar dan Jatim Berpotensi Terjadi Tsunami dengan Tinggi 20 M, Ini Penjelasannya

Serta menyiapkan tempat evakuasi sementara, membangun bangunan rumah tahan gempa, menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami, serta meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami.***

 

Editor: Tri Widiyanti

Sumber: Pikiran Rakyat Jurnal Presisi PR Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x