KFC, STARBUCKS,PIZZA HUT Gigit Jari, Laba Anjlok Terdampak Pandemi Covid 19

- 29 September 2020, 18:33 WIB
KFC, STARBUCKS,PIZZA HUT Gigit Jari, Laba Anjlok Terdampak Covid
KFC, STARBUCKS,PIZZA HUT Gigit Jari, Laba Anjlok Terdampak Covid //Instagram/@pizzahut.indonesia/@kfcindonesia/@starbucksindonesia

Sebagai pengingat, pada Juli 2019 lalu, manajemen FAST mengakui bahwa penerapan PSBB berimbas pada penutupan 39 gerai KFC. Alhasil, aktivitas bisnis menjadi tidak maksimal dengan catatan kontribusi dari penutupan gerai tersebut mencapai 50% dari keseluruhan pendapatan perusahaan.

Baca Juga: Sadis, Begini Kronologi Gugurnya Jenderal Ahmad Yani dalam Peristiwa G30S PKI

"Kontribusi kegiatan operasional yang terhenti memberikan andil sebesar 25%-50% terhadap pendapatan," tegas manajemen FAST dalam keterbukaan informasi dikutip pada Senin, 28 September 2020.

3.STARBUCKS

Senasib dengan pemilik gerai KFC, PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) juga berbalik merugi pada semsetr I 2020. Dalam laporan keuangan perusahaan, pemilik gerai Starbucks ini membukukan rugi bersih sebesar Rp114,67 miliar pada Juni 2020. Padahal, pada Juni 2019 MAPB mengantongi laba bersih sebesar Rp57,80 miliar. 

Terimbas oleh pandemi Covid-19, pendapatan MAPB pada semester I 2020 ini terkontraksi menjadi Rp959,79 miliar. Capaian tersebut menurun sedalam 33,09% dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,43 triliun. Beban pokok pendapatan MAPB juga ikut menurun sebesar menjadi Rp293,73 miliar pada Juni 2020. 

Baca Juga: Viral karena Aksinya Kecam Vanuatu, Ini Sosok Silvany Austin, Banjir Dukungan Bela Indonesia

Tak bisa dielakkan bahwa aktivitas bisnis menjadi sangat terbatas di tengah berbagai kebijakan pencehagan Covid-19, terutama kebijakan PSBB. Bagaimanapun, semua sumber pendapatan MAPB mengalami kontraksi pada paruh pertama tahun ini. Sebagai contoh, MAPB membukukan penurunan penjualan bisnis minuman dari Rp953,60 miliar pada Juni 2019 menjadi hanya Rp611,45 miliar pada Juni 2020.

Penjualan makanan juga bernasib sama, yakni turun dari Rp385,20 miliar menjadi Rp256,23 miliar. Begitu pun dengan penjualan lainnya yang turun 95,74 miliar menjadi R92,12 miliar.

Faktor yang paling berpengaruh terhadap kerugian perusahaan adalah membengkaknya beban keuangan MAPB dari Rp260 juta pada Juni 2019 menjadi Rp23,43 miliar pada Juni 2020. Meskipun begitu, MAPB berhasil menekan pos beban lainnya, salah satunya dalah beban penjualan yang turun dari Rp814,63 miliar menjadi Rp666,97 miliar. Beban umum dan administrasi juga mengalami penurunan dari Rp135,89 miliar menjadi Rp124,03 miliar.

Halaman:

Editor: I GA Putu Yuliani Dewi

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah