Latar Belakang Hingga Akhir Pemberontakan PRRI / Permesta di Indonesia, Ada Campur Tangan CIA Juga

- 23 September 2020, 07:26 WIB
Sejarah pemberontakan PRRI / Permesta
Sejarah pemberontakan PRRI / Permesta /

Saat itu Pangerang mendesak pemerintah pusat untuk mengupayakan otonomi yang lebih besar untuk daerah di Indonesia timur.

Selain otonomi yang lebih besar untuk tingkat daerah, juga pembagian pendapatan pemerintah yang lebih banyak untuk daerah guna pelaksanaan proyek-proyek pembangunan lokal.

Sedangkan perwakilan militer dari Makassar berusaha mendesak pimpinan TNI Angkatan Darat (TNI-AD) agar Ko-DPSST yang berada di bawah naungan langsung dari Markas Besar TNI-AD (daripada di bawah Tentara dan Territorium VII (TT-VII) yang bermarkas di Makassar) segera digantikan dengan sebuah Komando Daerah Militer (KDM).

Baca Juga: Peristiwa Hari Ini: Fakta Menarik Dibalik Ledakan Bom Bursa Efek Jakarta

Pada tanggal 2 Maret 1957 pukul 03.00 di kediaman gubernur di Makassar dan di hadapan sekitar 50 hadirin, Sumual memproklamasikan keadaan perang untuk seluruh wilayah TT-VII yaitu seluruh wilayah Indonesia timur. Selanjutnya Lahade membacakan Piagam Perjuangan Semesta atau Piagam Permesta.

Pada tanggal 14 Maret 1957, sebuah delegasi yang diketuai Henk Rondonuwu datang ke Jakarta dengan maksud untuk bertemu dengan President Soekarno dan Mohammad Hatta secara terpisah dan memberi penjelasan kepada mereka tentang tujuan Permesta. Mereka menjamin bahwa Permesta tidak bermaksud untuk pecah dari negara Republik Indonesia.

Baca Juga: Peristiwa Sejarah Hari Ini 6 September 2020, Salah Satunya Wafatnya Jenderal Nasution

Pada tanggal 10 Februari 1958, Husein mengumumkan Piagam Perjuangan untuk Menyelamatkan Negara.

Dalam piagam ini, pemerintah pusat diberi waktu lima hari untuk melaksanakan hal-hal yang tertera di dalam piagam yang antara lain adalah kepada Kabinet Djuanda untuk mengembalikan mandat kepada Soekarno dan kepada "tokoh nasional" Hatta dan Hamengku Buwono IX untuk membentuk sebuah Zaken Kabinet Nasional yang "bersih dari anasir-anasir anti-Tuhan.”

pBaca Juga: Mengenang Peristiwa 30 Agustus 2007, Soeharto VS Time Inca

Halaman:

Editor: Tri Widiyanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x