Laut Selatan Kembali Memakan Korban, Pemancing Hilang Diseret Gelombang Tinggi

- 20 Juli 2020, 17:30 WIB
Basarnas evakuasi pemancing yang tenggelam di Segara Anakan  setelah perahunya terbalik akibat  dihempas angin kencang pengaruh angin timuran.
Basarnas evakuasi pemancing yang tenggelam di Segara Anakan setelah perahunya terbalik akibat dihempas angin kencang pengaruh angin timuran. /Dok. Basarnas/

RINGTIMES BALI - Perairan wilayah selatan Jawa Tengah kembali menelan korban jiwa. Diketahui cuaca buruk hingga  pertengahan Juli 2020 menyebabkan gelombang pasang dan angin kencang pengaruh dari hembusan angin timuran. 

Diketahui serta kecelakan di sungai menyebabkan 26 orang meninggal, sebagian besar korban berasal dari para nelayan dan pemancing.

Terakhir korbannya menimpa tiga orang pemancing, dimana perahu mereka terbalik akibat angin kencang di Segara Anakan Kelurahan Kutawaru Cilacap Tengah Cilacap Jateng, Senin 20 Juli 2020.

Baca Juga: Ini 10 Rekomendasi Destinasi Wisata Saat New Normal di Banyuwangi

Berita ini sebelumnya telah terbit di pikiranrakyat.com dengan judul Laut Selatan Jawa Tengah Kembali Telan Korban, Perahu Terbalik dan Pemancing Hilang Terbawa Arus

Akibat gelombang keras ketiga pemancing langsung terceburke laut dua orang berhasil diselamatkan, satu orang bernama Kuswandi (45) warga Kelurahan Karangtalun, Cilacap Utara hilang tebawa arus 

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Cilacap, I Nyoman Sidakarya mengatakan, Tim SAR Gabungan langsung memberangkatkan tim untuk melakukan pencarian dan pertolongan, setelah mendapat laporan adanya kecelakaan di laut dari warga Kutawaru bernama Indra Senin 20 Juli 2020 pagi.

Peristiwanya sendiri terjadi sekitar pukul 05.00.

"Korban bersama 2 rekannya sedang memancing di perairan Kutawaru Kecamatan Cilacap Tengah menggunakan perahu sampan sekitar jam 5 pagi.

Baca Juga: Diduga Berbohong, Polisi akan Kembali Periksa Kekasih Almarhum Yodi

Tiba-tiba muncul angin kencang dan menghempaskan perahu yang mereka tumpangi. Ketiganya tercebur ke laut, 2 orang berhasil menyelamatkan diri dan 1 orang dalam upaya pencarian” jelas Nyoman.

Pihaknya langsung memberangkatkan satu regu beserta peralatan lengkap seperti Satu Unit Rescue Car dan Rescue Carrier, Satu Unit RIB (Rigid Inflatable Boat), APD Covid-19, 2 Set Alat Selam dan Peralatan SAR Air dan Peralatan Pendukung Lainnya untuk menggelar Operasi SAR.

“Pencarian sekitar Segara Anakan, kami bahkan menurunkan tim selam untuk pencarian, sejak pukul 08.00 hingga 10.55. Basarnas dan Tim SAR gabungan berhasil menemukan korban dalam kondisi sudah menjadi jenazah," katanya.

Baca Juga: Empat Orang Karyawan Pabrik Rokok di Denpasar Asal Gianyar Terkonfirmasi Positif Covid-19

Sebelumnya pada Senin 11 Juli 2020 pekan lalu, ombak pasang juga menyebabkan perahu yang diawaki dua orang anak buah kapal terbalik, dan tenggelam di Perairan Jetis Kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

"Satu dari dua nelayan hilang selama dua hari. Korban bernama Yasikin (30) warga Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen ditemukan dalam kondisi sudah meninggal. Evakuasi korban dilakukan dengan standar protokol kesehatan," terangnya.

Tim SAR terdiri dari unsur SAR gabungan meliputi Basarnas KPP Cilacap, Polairud Cilacap, Polsek Cilacap Tengah, Koramil Cilacap Tengah, Cilacap Rescue, Rapi Cilacap, PMI Cilacap, MTA Cilacap, Bagana Cilacap.

Baca Juga: Mantaf Napi Pemerkosa dan Kekerasan Anak Akan Dipindahkan ke LP Nusakambangan

I Nyoman menambahkan, sejak Januari hingga Juli, terjadi 26 peristiwa kecelakaan di laut dan sungai di Kabupaten Banyumas, Cilacap, Kebumen hingga Purworejo. Menyebabkan 26 orang meninggal. Peristiwa terbanyak terjadi di Cilacap dan Purworejo.

Diakui tingginya angka kecelakaan laut selatan karena cuaca buruk, terjadi karena pengaruh angin timuran. Selama masa pancaroba berhembus angin timuran yang menyebabkan terjadinya gelombang pasang. Akibat ombak tinggi pengaruh terjadinya cuaca.

Badan Meteorolgi dan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini cuaca ekstrem di Indonesia. BMKG memperkirakan sejumlah wilayah berpotensi terjadi hujan dengan intensitas lebat hingga disertai angin kencang.

Baca Juga: Biadab, Pulang Keadaan Mabuk, HA Tenggelamkan Anak Tirinya ke Dalam Tandon Air Hingga Tewas

Prakirawan BMKG Pos Pengamatan Cilacap Rendy Krisnawan, menyebutkan BMKG sudah mengeluarkan peringatan dini (warning) gelombang tinggi yang saat ini berlangsung di laut selatan Jawa Tengah/DIY.

Gelombang tinggi pengaruhi dari oleh tiupan angin kencang musim angin timur. "Gelombang dipantau sudah setinggi 2.5 - 4 cm, yang akan berlangsung di perairan selatan Cilacap hingga DI Yogyakarta," katanya.***(Eviyanti/pikiranrakyat.com)

Editor: I Dewa Putu Darmada

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah