Baca Juga: AstraZeneca Diizinkan di Indonesia, BPOM: Manfaat Vaksin Lebih Besar Ketimbang Efek Samping
Lichty menjelaskan bahwa mRna merupakan molekul beruntai tunggal yang melengkapi salah satu untai gen DNA dan memainkan peran penting dalam sintesis protein. “Mesin penerjemah” dalam tubuh mengikat mRNA untuk membaca kode genetiknya dan membuat protein tertentu.
Dalam kasus leukimia (kanker darah), disebabkan oleh kekacauan proses transkripsi ini, sehingga menghasilkan mRna yang tidak akurat dan protein penekan tumor yang tidak benar. Untuk itu terkait kanker, kesalahan ada pada kekacauan transkripsi, bukan pada mRna.
Dalam akhir penjelasannya, Lichty mengatakan bahwa vaksin Covid-19 berbasis mRna ini, terdiri dari mRNA yang telah disintesis di fasilitas produksi. Karena mRna sudah dibuat, maka tidak ada peluang terjadinya kesalahan proses transkripsi.
Jadi dapat disimpulkan dari pemberitaan yang menyatakan bahwa vaksin mRna dapat menyebabkan kanker merupakan salah satu pemberitaan dengan katagori yang menyesatkan atau hoax.***