Banjir Bandang Luwu Utara Tidak Terkait Gempa Tektonik

21 Juli 2020, 08:08 WIB
Kondisi Banjir di Luwu . (Humas BNPB) /

RINGTIMES BALI - Terkait beredarnya berita yang menyebutkan bahwa bencana banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara dipicu adanya longsoran akibat gempa tektonik, maka BMKG menyatakan beberapa hal sebagai berikut:

Wilayah Kabupaten Luwu Utara beberapa kali mengalami getaran gempa dirasakan seperti:
(1) Gempa Luwu Utara 25 Agustus 2017 (M 4,3) dirasakan III MMI.
(2) Gempa Luwu Utara 8 April 2020 (M 5,0) dirasakan II MMI.
(3) Gempa Luwu Utara 11 April 2020 (M 4,2) dirasakan II MMI.
(4) Gempa Luwu Utara 13 Juni 2020 (4.2) dirasakan II MMI.

Baca Juga: Sungguh Ajaib, Ibu Hamil Dalam 1 Jam dan Langsung Melahirkan

Diskripsi skala intensitas II - III MMI masih dalam kategori getaran ringan yang dirasakan oleh beberapa orang hingga dirasakan seperti truk berlalu.

Getaran gempa semacam ini belum mampu memicu terjadinya longsoran.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG RAHMAT TRIYONO, ST.,Dipl. Seis., M.Sc menjelaskan, hasil monitoring BMKG menjelang terjadinya banjir bandang juga tidak mencatat adanya aktivitas gempa tektonik di wilayah Kabupaten Luwu Utara.

Baca Juga: Update Covid-19 di Bali : Positif 2.778 Orang, Sembuh 2.060, Meninggal Tambah 4 orang Total 44

"Peristiwa banjir bandang yang terjadi tidak ada kaitannya dengan kejadian longsoran yang diakibatkan gempa," ungkapnya dalam keterangan resminya Senin 20 Juli 2020.

Terkait perkembangan musim, berdasarkan pengukuran hujan yang sampai ke bumi dan estimasi dari satelit cuaca memperlihatkan bahwa salah satu penyebab terjadinya banjir bandang di Luwu Utara pada tanggal 13 Juli 2020 adalah akumulasi curah hujan yang terjadi dalam beberapa hari sebelumnya.

Baca Juga: 5 Jam Listrik Padam Akibat Layangan Jatuh, Puluhan Ribu Pelanggan di Bali terdampak

Dengan intensitas sedang hingga lebat yang turun di wilayah Masamba dan sekitarnya, terutama di wilayah perbukitan sebelah utara dan timurlaut.

Untuk mengetahui penyebab banjir bandang yang sesungguhnya diperlukan kajian yang komprehensif berdasarkan data lapangan.

Baca Juga: 3 Tersangka Penemuan Jenazah di Frezer Kapal Ikan Berhasil Ditangkap Bareskrim

Khususnya kondisi daerah aliran sungai dan kondisi lahan di wilayah hulu apakah terjadi penggundulan hutan atau konversi lahan yang dapat memicu terjadinya peningkatan aliran permukaan (run off) sehingga memicu terjadinya banjir bandang.

"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (https://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg," pungkas dia. 

 

Editor: I Dewa Putu Darmada

Tags

Terkini

Terpopuler