PSBB di Surabaya Tak Kembali Diterapkan Meskipun Angka Kasus Tinggi

19 Juni 2020, 19:53 WIB
Tugu Simbol Kota Surabaya (Hiu Sura dan Buaya) //Facebook/Surabaya

RINGTIMES BALI - Pemberitaan sebelumnya yang mengenai PSBB Kota Surabaya berlanjut tidak dibenarkan oleh Wakil Koordinator Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Hal tersebut dapat dilihat dari angka penyebaran Virus Covid-19 di Kota Surabaya yang masih tergolong tinggi meskipun sudah tidak termasuk zona hitam lagi seperti beberapa waktu yang lalu.

Berdasarkan data rilis dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Surabaya masih menjadi daerah kasus tertinggi dengan total 4.262 kasus positif Covid-19. Sedangkan pasien yang sembuh mencapai 1.376 dan kasus yang meninggal mencapai 333 orang.

Baca Juga: Raffi Ahmad Menang 'Balapan' Bawa Pulang Mobil Toyota Supra MK4

Wakil Koordinator Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Muhammad Fikser mengatakan bahwa tidak akan kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Fikser menuturkan, selain masih tingginya penyebaran terlihat pula hiraunya masyarakat Surabaya dalam mengikuti anjuran protokol kesehatan yang telah dianjurkan.

Wali Kota Tri Rismaharini, saat ini masih terus berfokus pada penanganan covid-19 secara penuh.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Surabaya akan Kembali Terapkan PSBB, Gugus Tugas Covid-19: Perlu Partisipasi Kesadaran Warga"

Namun, juga tetap mempertimbangkan roda perekonomian warga agar tetap dapat berjalan selaras dengan upaya memutuskan mata rantai penyebaran Virus Covid-19. Hal ini yang menjadi perhatian khusus oleh Pemkot Surabaya.

Baca Juga: KPK Minta Pemerintah Hentikan Sementara Program Kartu Prakerja

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya tersebut mengatakan, harusnya dalam situasi seperti ini semua pihak harus sadar dan bahu membahu untuk menyelesaikan wabah ini.

"Dengan melibatkan partisipasi warga yang kuat, kesadaran warga kita dorong, kita harapkan hal itu tidak terjadi (PSBB kembali diberlakukan)," ungkap Fikser.

Menurutnya, sejauh ini, Pemkot Surabaya terus melakukan pola penanganan pandemi ini secara masif.

Baca Juga: Sama dengan Cita-cita Jokowi Boni Hargens: Kriteria Calon Panglima TNI

"Kita berharap warga untuk bersama jangan sampai PSBB itu terjadi di Surabaya, patuhi protokol kesehatan, disiplin menjadi kunci," ujar Fikser.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi, mengatakan dengan kondisi seperti ini, sesuai teori lebih baik dikembalikan ke masa restriksi.

Hal tersebut disampaikan Joni dalam paparannya di hadapan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla yang datang ke Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu, 17 Juni 2020.

Baca Juga: Pemprov Jatim Bantah Tudingan Pemkot Surabaya Karena Dianggap Ngawur

"Attrack rate dan transmission rate Surabaya Raya kembali naik setelah pelonggatan PSBB. Ini mengecewakan. Kalau sesuai teori dengan kondisi ini harusnya revive back to lockdown, kalau kita ya harusnya kembali ke PSBB," kata Joni.

Joni menerangkan, kesadaran masyarakat Surabaya Raya dengan adanya pelonggaran PSBB justru kian menurun untuk memperhatikan protokol kesehatan.

Seperti mengenakan masker, masih banyak yang mengabaikan hal itu. Dan yang masih mencolok adalah kurang disiplinnya penegakan physical distancing.( Tim Portal Jember 02).

Baca Juga: Ini Resep dari Ustadz Abdul Somad, Jika Ingin Dagangannya Laris

Editor: Dian Effendi

Sumber: portaljember.pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler