Dentuman Misterius di Bali 20 Detik, Bukan Meteor Ataupun Gempa, Simak Selengkapnya

24 Januari 2021, 20:29 WIB
ILUSTRASI bunyi dentuman. /Instagram.com/@daryonoBMKG

RINGTIMES BALI - Suara dentuman keras yang terjadi di Buleleng, Bali pada Minggu 24 Januari 2021 sekira pukul 10.27 WITA, BMKG menyatakan aktivitas tersebut bukanlah gempa serta bukan meteor sebagaimana yang diduga warga.

Kabid Informasi Gempa bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, pihaknya sudah mengecek dan memastikan terkait suara dentuman misterius tersebut.

"BMKG segera memeriksa sinyal seismik, khususnya terhadap sinyal seismik dari sensor di wilayah Bali," ucapnya dalam keterangan resminya, Minggu 24 Januari 2021.

Baca Juga: Suara Ledakan Keras Terjadi di Buleleng Bali, Warga Menduga Meteor Jatuh

Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya anomali sinyal seismik yang tercacat pada sensor seismik Singaraja (SRBI) pada pukul 10.27 WITA.

Rekaman seismik ini memiliki durasi sekitar 20 detik. Melihat anatomi seismogramnya tampak bahwa sinyal seismik tersebut bukanlah merupakan sinyal gempa bumi tektonik.

Jika sinyal seismik tersebut kita coba tentukan magnitudonya menggunakan formulasi penentuan mangnitudo gelombang gempa akan dihasilkan kekuatan 1,1 magnitudo lokal.

Baca Juga: Viral, Hari Ini Buleleng Bali Dihebohkan dengan Suara Dentuman Keras

"Sejak pukul 08.00 hingga 12.00 WITA tidak ada aktivitas gempa di wilayah Bali. Sehingga dipastikan anomali gelombang seismik tersebut bukan aktivitas gempa tektonik," tegasnya.

Beberapa warga di Kintamani dan Besakih dilaporkan ada yang melihat semacam yang meteor yang melintas ke arah barat daya.

Bahkan warga Buleleng yang sedang upacara adat juga mengaku melihat benda melintas di langit.

Ada juga warga nelayan di pantai Buleleng menjadi saksi mata fenomena yang sama.

Baca Juga: Suara Ledakan Misterius di Buleleng Bali Berasal dari Laut

Terkait bunyi dentuman yang terdengar di wilayah Buleleng, BMKG belum dapat mengkonfirmasi penyebab sesungguhnya.

BMKG sudah berhasil memonitor fenomena tersebut dengan baik dan merekamnya. Hal ini juga belum dipastikan bahwa laporan warga itu benar melihat meteor yang melintas di atas Balia atau tidak. 

Maka fenomena shockwave yang terjadi telah berubah menjadi gelombang seismik yang akhirnya dapat direkam oleh sensor gempa BMKG.***

 

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: BMKG

Tags

Terkini

Terpopuler