Alasan Cek Kesehatan Penting Dilakukan Usai Kembali dari Daerah Endemis Malaria

27 April 2023, 16:00 WIB
cek kesehatan untuk kenali tanda malaria /pixabay.com/

RINGTIMES BALI- Dokter anjurkan untuk melakukan cek kesehatan tubuh, guna mengenali tanda-tanda malaria, usai kembali dari kampung halaman, terutama yang dari daerah endemis malaria.

Dokter spesialis anak asal RS Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta, dr Amar Widhiani mengatakan bahwa sakit kepala dan nyeri persendian merupakan ciri umum pasien yang terinfeksi malaria.

Hal tersebut disampaikannya dalam diskusi daring, yang membahas tentang pengenalan ciri-ciri serta penanganan malaria.

Lebih lanjut dijelaskan Amar bahwa, ciri-ciri umum yang ditunjukan dari pasien pada daerah endemis malaria biasanya lebih parah, mulai dari pusing, mual, muntah, nyeri ulu hati, hingga diare.

“Bahkan bisa lebih berat lagi gejalanya pada bayi dan balita,” ucap Amar, dikutip dari Antara, Kamis, 27 April 2023.

Baca Juga: Dinkes Klungkung Harap Masyarakat Ikut Berperan Antisipasi Perkembangan Penyakit DBD dengan 3M

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO melalui kerja sama dengan Pemerintah Indonesia, melaporkan bahwa per Desember 2022 lalu, tercatat sebanyak 372 Kabupaten di Indonesia atau sekitar 72,4 persen dari total keseluruhan, sudah dinyatakan bebas kasus malaria.

Meskipun demikian, sejumlah kabupaten/kota di wilayah Indonesia bagian timur, masuk dalam daerah endemis tinggi dengan kontribusinya lebih dari 90 persen kasus terlaporkan secara nasional.

Amar menjelaskan bahwa, walaupun daerah seperti Bekasi dan Jakarta yang tidak termasuk daerah endemis saja, faktanya masih ada laporan kasus malaria. Ini alasan mengapa pentingnya melakukan cek kesehatan setelah pulang dari kampung halaman.

Menurut Amar, penyebaran malaria melalui gigitan nyamuk Anopheles, yang kemungkinan besar terbawa oleh alat transportasi yang berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Sehingga, besar kemungkinan bagi pemudik yang membawa penyakit malaria dalam tubuhnya, untuk menularkan penyakit tersebut kepada pemudik lain.

Pada umumnya pengobatan penyakit malaria yakni dengan konsumsi obat malaria Dihydroartemisinin Piperaquine atau DPH, untuk tiga hari pertama. Pengobatan lanjutan dengan Primaquine dilakukan selama 14 hari dan harus dibawah pengawasan dokter.

Amar juga menyarankan untuk memperhatikan kebersihan lingkungan rumah dan air guna memutus perkembangan nyamuk penyebab malaria Anopheles.***

 Baca Juga: Selain Musim Hujan, Dinkes Denpasar Sebut Kasus DBD Dipicu Kurangnya Partisipasi Masyarakat

Editor: Dian Effendi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler