Mengenal Covid-19 Varian Delta, Disebut Lebih Cepat Menular

28 Juli 2021, 11:12 WIB
Ilustrasi virus varian delta Corona (Covid-19) disebut lebih cepat menular. /Pixabay/ TheDigitalArtist

RINGTIMES BALI - Seperti diketahui bahwa virus varian Delta sudah menyebar di banyak negara terutama di Indonesia.

Para ahli juga mengkhawatirkan tentang munculnya varian Delta.

Seberapa bahayakah virus varian Delta? simak dalam artikel ini sebagaimana dilansir dari Healthline.

Apa itu virus varian Delta?

Delta merupakan virus Corona yang ditemukan di lebih dari 80 negara sejak pertama kali terdeteksi di India.

Baca Juga: Pentingnya Vaksinasi Covid-19 Cegah Varian Delta

Varian Delta berpotensi lebih dari 90 persen dari semua kasus baru di Inggris.

Hal ini menurut data dari Public Health England.

Kemudian di Amerika Serikat, varian tersebut diyakini telah menyerang 25 persen dari semua kasus baru dan hal itu terus berkembang pesat.

Siapa yang beresiko untuk varian Delta?

Di negara Amerika Serikat, varian Delta mempengaruhi sebagian orang yang tidak divaksin atau hanya divaksinasi sebagian.

Baca Juga: PPKM Darurat Diperpanjang, Covid-19 Varian Delta Ditemukan di Bali

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) hampir 78 persen populasi yang berusia lebih dari 65 tahun divaksinasi karena rata-rata mereka memiliki penyakit bawaan.

Virus menyebar di antara orang yang berusia 20-an, 30-an, 40-an yang tidak divaksin atau sebagian divaksinasi.

Apa varian Delta Plusnya?

Apabila Anda pernah mendengar tentang varian Delta, mungkin Anda juga pernah mendengar tentang varian Delta Plus.

Ini adalah versi terbaru dari virus Corona yang telah di umumkan oleh pejabat kesehatan India pada akhir Juni.

Baca Juga: Gejala Covid-19 Varian Delta, Waspada Gangguan Pendengaran

Tepatnya 24 Juni ada sekitar 40 kasus infeksi Delta Plus menurut NPR.

Atas kasus tersebut, pihak berwenang India waspada mengingat penularan varian Delta asli.

Tampaknya mutasi juga tidak cukup besar untuk mengetahui perbedaan signifikan antara varian Delta dan Delta Plus.

"Banyak mutasi tidak memiliki efek samping pada virus atau hanya efek sederhana, kata Schaffner.

"Jadi varian Delta Plus ini menarik bagi ahli virologi tetapi tanpa implikasi kesehatan masyarakat langsung yang substansial karena tidak tampak lebih menular atau lebih parah dari Delta itu sendiri," tambahnya.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: Healtline

Tags

Terkini

Terpopuler