Duka di HUT RI ke-75, Pendaki Meninggal di Gunung, Penyebabnya Hipotermia, Apakah Itu

- 19 Agustus 2020, 09:38 WIB
Ilustrasi Hypotermia./*pexels
Ilustrasi Hypotermia./*pexels /

RINGTIMES BALI – Berita duka mewarnai perayaan 17 Agustus 2020, Perayaan hari kemerdekaan yang ke-75 yang seharusnya berakhir penuh bangga dan semangat justeru diwarnai kesedihan karena meninggalnya seorang pendaki bernama Wawan Kurniawan.

Pelajar 16 tahun ini, meninggal dunia saat melakukan pendakian di Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin 17 Agustus 2020.  Sebelum meninggal, pendaki ini sempat merasa sakit kepala dan mengigau.

Hingga, Senin 17 Agustus 2020, katanya tercatat sebanyak 15 ribu pendaki yang melakukan pendakian di Gunung Bawakaraeng.

Baca Juga: Berikut Cara untuk Menjaga Kesehatan Mentalmu

Selain satu kejadian meninggal dunia ternyata ada dua orang pendaki lainnya yang mengalami hipotermia dan telah dibawa turun ke kaki gunung.

Mendaki memang memberikan sebuah tantangan tersendiri bagi pecintanya, namun tentu ada banyak hal yang perlu kita perhatikan dalam pelaksanaannya.  Salah satu faktor ketahanan tubuh dan cuaca.

Apa sebenarnya Hipotermia? Penyebab banyak kasus meninggalnya pendaki di seluruh dunia.

Baca Juga: Kulit Berminyak, Simak Tips Untuk Mengatasinya Secara Alami

Berikut kita bahas beberapa hal tentang hipotermia :

Pengertian Hipotermia

Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh menurun drastis hingga di bawah 35 o C. Ketika suhu tubuh berada jauh di bawah normal (37 o C), fungsi sistem saraf dan organ tubuh lainnya akan mengalami gangguan. Jika tidak segera ditangani, hipotermia dapat menyebabkan gagal jantung, gangguan sistem pernapasan, dan bahkan kematian.

Baca Juga: 8 Obat Jerawat Alami Ini Wajib Kamu Coba

Penyebab Hipotermia

Hipotermia terjadi ketika panas yang dihasilkan tubuh tidak sebanyak panas yang hilang. Sejumlah kondisi yang berpotensi membuat panas tubuh banyak hilang dan menyebabkan hipotermia, yaitu:

 Terlalu lama berada di tempat dingin.
 Mengenakan pakaian yang kurang tebal saat cuaca dingin.
 Terlalu lama mengenakan pakaian basah.
 Terlalu lama di dalam air, misalnya akibat kecelakaan kapal.

Hipotermia dapat dialami oleh siapa saja. Namun, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami hipotermia, yaitu:

Baca Juga: Sering Dianggap Gulma, Ternyata Eceng Gondok Punya Banyak Manfaat

 Usia. Hipotermia rentan dialami oleh bayi dan lansia.
 Kelelahan.
 Gangguan mental, demenzia
 Konsumsi alkohol dan NAPZA.

 Konsumsi obat-obatan untuk depresi dan obat penenang.
 Hipotiroidisme, radang sendi, stroke, diabetes, dan penyakit Parkinson.

Gejala Hipotermia

Baca Juga: 6 Manfaat Air Kelapa Muda, Salah Satunya Menurunkan Asam Lambung

Gejala hipotermia bervariasi, tergantung kepada tingkat keparahannya. Berikut ini
merupakan gejala hipotermia dari yang ringan hingga berat:

 Kulit pucat dan terasa dingin ketika disentuh
 Mati rasa
 Menggigil
 Respons menurun
 Gangguan bicara
 Kaku dan sulit bergerak
 Penurunan kesadaran
 Sesak napas hingga napas melambat
 Jantung berdebar hingga denyut jantung melambat

Pengobatan Hipotermia

Baca Juga: Menstruasimu Mundur? Coba Cek Penjelasan Berikut

Hipotermia merupakan kondisi darurat yang harus segera mendapatkan penanganan. Tindakan awal yang perlu dilakukan ketika bertemu dengan orang yang memiliki gejala hipotermia adalah mencari ada tidaknya denyut nadi dan pernapasan.

Jika denyut nadi dan pernapasan sudah berhenti, maka lakukanlah tindakan resusitasi jantung paru (CPR) dan cari bantuan medis.

Bila orang tersebut masih bernapas dan denyut nadinya masih ada, lakukanlah tindakan berikut ini untuk membuat suhu tubuhnya kembali normal:

Baca Juga: Ramai Fetish Bungkus Kain Jarik, Tahukah Kamu Ada Banyak Jenis Fetish Aneh?

 Pindahkan dia ke tempat yang lebih kering dan hangat. Pindahkan secara hati-hati
karena gerakan yang berlebihan dapat memicu denyut jantungnya berhenti.
 Jika pakaian yang dikenakannya basah, maka gantilah dengan pakaian yang kering.
 Tutupi tubuhnya dengan selimut atau mantel tebal agar hangat.
 Jika dia sadar dan mampu menelan, berikan minuman hangat dan manis.
 Berikan kompres hangat dan kering untuk membantu menghangatkan tubuhnya.

Letakkan kompres di leher, dada, dan selangkangan. Hindari meletakkan kompres di lengan atau tungkai karena malah menyebabkan darah yang dingin mengalir kembali ke jantung, paru-paru, dan otak.

 Hindari penggunaan air panas, bantal pemanas, atau lampu pemanas untuk
menghangatkan penderita hipotermia. Panas yang belebihan dapat merusak kulit dan
menyebabkan detak jantung menjadi tidak teratur.
 Temani dan pantau terus kondisi orang tersebut, hingga bantuan medis tiba.

Baca Juga: Rahasia Diet Ala Model Victoria Secret yang Kamu Harus Coba!

Pencegahan Hipotermia

Ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah hipotermia, yaitu:

 Jagalah tubuh agar tetap kering. Hindari mengenakan pakaian basah dalam jangka
waktu lama karena dapat menyerap panas tubuh.
 Gunakan pakaian sesuai dengan kondisi cuaca dan kegiatan yang akan dilakukan,
terutama ketika akan mendaki gunung atau berkemah di tempat yang dingin. Kenakan
jaket atau pakaian tebal agar suhu tubuh tetap terjaga.
 Gunakan topi, syal, sarung tangan, kaus kaki, dan sepatu bot ketika akan beraktivitas
di luar rumah.
 Lakukan gerakan sederhana untuk menghangatkan tubuh.
 Hindari minuman yang mengandung alkohol atau kafein. Konsumsilah minuman dan
makanan hangat.***

Editor: Triwidiyanti Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah