Virus Nipah Berpotensi Jadi Wabah Baru, Sebabkan Penyakit Parah hingga Kematian

- 31 Januari 2021, 09:45 WIB
Virus Nipah dianggap bisa menjadi wabah baru yang berpotensi sebabkan penyakit parah hingga kematian
Virus Nipah dianggap bisa menjadi wabah baru yang berpotensi sebabkan penyakit parah hingga kematian /Pixabay/ Daniel Roberts dari

RINGTIMES BALI - Virus Nipah dianggap berpotensi menjadi wabah baru, WHO mengungkapkan bahwa virus ini dapat menyebabkan penyakit parah hingga kematian sebesar 75 persen.

Dilansir dari laman resmi WHO, Virus Nipah (NiV) adalah virus zoonosis (ditularkan dari hewan ke manusia) dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung antar manusia.

Pada orang yang terinfeksi, itu menyebabkan berbagai penyakit parah dari infeksi asimtomatik (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis fatal. Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit parah pada hewan seperti babi, yang mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi peternak.

Baca Juga: Biden Ungkap Kongres Perlu Bertindak Atas Bantuan Covid-19 Sebesar 1,9 Triliun Dolar AS

Meskipun virus Nipah hanya menyebabkan beberapa wabah baru yang diketahui di Asia, virus ini menginfeksi berbagai macam hewan dan menyebabkan penyakit parah dan kematian pada manusia, menjadikannya masalah kesehatan masyarakat.

Fakta-fakta seputar virus nipah : 

Infeksi virus Nipah pada manusia menyebabkan berbagai penyakit parah, dari infeksi asimtomatik (subklinis) hingga infeksi saluran pernapasan akut dan ensefalitis yang fatal.

Tingkat kematian kasus diperkirakan 40% hingga 75%. Angka ini dapat bervariasi berdasarkan wabah tergantung pada kemampuan lokal untuk surveilans epidemiologi dan manajemen klinis.

Baca Juga: China Bikin Geger, Peringati Kemerdekaan Taiwan Sebagai ‘Perang’

Virus nipah dapat ditularkan ke manusia dari hewan (seperti kelelawar atau babi), atau makanan yang terkontaminasi dan juga dapat ditularkan langsung dari manusia ke manusia.

Kelelawar buah dari keluarga Pteropodidae adalah inang alami dari virus Nipah.

Tidak ada pengobatan atau vaksin yang tersedia untuk manusia atau hewan. Perawatan utama bagi manusia adalah perawatan suportif.

Tinjauan tahunan 2018 atas daftar Cetak Biru R&D WHO untuk penyakit prioritas menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk penelitian dan pengembangan yang dipercepat untuk virus Nipah.

Baca Juga: China Bikin Geger, Peringati Kemerdekaan Taiwan Sebagai ‘Perang’

Virus nipah adalah wabah masa lalu. Virus Nipah pertama kali dikenali pada tahun 1999 saat terjadi wabah di kalangan peternak babi di Malaysia. Tidak ada wabah baru yang dilaporkan di Malaysia sejak 1999. 

Itu juga diakui di Bangladesh pada tahun 2001, dan wabah hampir tahunan telah terjadi di negara itu sejak itu. Penyakit ini juga telah diidentifikasi secara berkala di India bagian timur.

Wilayah lain mungkin berisiko terinfeksi, karena bukti virus telah ditemukan di reservoir alami yang diketahui ( spesies kelelawar Pteropus ) dan beberapa spesies kelelawar lainnya di sejumlah negara, termasuk Kamboja, Ghana, Indonesia, Madagaskar, Filipina, dan Thailand.***

Editor: Putu Diah Anggaraeni

Sumber: WHO


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x