Hati-hati Penyakit Menular Kusta Menyerang Anak-anak, Simak Gejalanya

- 30 Januari 2021, 08:15 WIB
TENAGA medis Puskesmas Sukamaju sedang melakukan penyuluhan dalam rangka memperingati Hari Kusta Sedunia di Puskesmas Sukamaju kepada masyarakat.*
TENAGA medis Puskesmas Sukamaju sedang melakukan penyuluhan dalam rangka memperingati Hari Kusta Sedunia di Puskesmas Sukamaju kepada masyarakat.* /Instagram @pkm_sukamajubaru

RINGTIMES BALI – Kusta merupakan sebuah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae yang menyebabkan lesi kulit dan saraf mengalami kerusakan.

Penyebaran penyakit ini cukup besar, sekitar kurang dari 15 ribu kasus tiap tahunnya di Indonesia.

Dilansir ringtimesbali.com dari kanal Facebook Kementerian Kesehatan RI yang diunggah pada tanggal 29 Januari 2021.

Baca Juga: Pentingnya Komitmen Orang Tua dengan Anak Tentang Penggunaan Gawai atau Smartphone

Kemenkes RI Berupaya dalam Penanganan Kusta Pada Anak
Kemenkes RI Berupaya dalam Penanganan Kusta Pada Anak Tangkapan Layar Facebook/@Kementerian Kesehatan RI

“Kusta menular melalui saluran pernafasan,” ungkap dr. Zunarsih Sp.KK selaku Sekretaris Kelompok Studi Morbus Hansen Indonesia (KSMHI).

Gejala awal yang ditimbulkan dari penyakit ini  yaitu timbul bercak merah atau putih pada kulit, kurangnya kemampuan merasakan, lemas pada kaki dan tangan.

Baca Juga: Tips Mengatasi Masalah Kulit Wajah dengan Lidah Buaya

Jika setelah gejala tersebut muncul dan tidak segera diobati, maka ini dapat membahayakan penderitanya karena penyakit ini bisa menyebabkan kecacatan.

“Kalau mereka tidak segera ditemukan dan diobati, itu akan mendapatkan stigma dan diskriminasi seumur hidup. Kalau kondisi tangannya sudah putus-putus, sudah keriting, bagaimana dia bisa sekolah dengan baik? Saat dewasa bagaimana mereka bisa bekerja dengan baik?” tegas Zunarsih.

Upaya dari Kemenkes dalam meminimalisir kasus ini yakni dengan menerjunkan seorang ahli atau kader di setiap Puskesmas, agar secepat dan sedini mungkin kasus tersebut dapat ditemukan dan segera bisa diobati.

Baca Juga: 3 Makanan yang Menyebabkan Stroke, Hindari Sedini Mungkin

Pendeteksian penyakit dilakukan di areal rumah, sekolah, serta lingkungan sekitarnya.

“Kami biasanya melakukan pemeriksaan di anak sekolah, ini terintegrasi dengan program UKS. Jika kita temukan anak positif kusta, kita bisa lakukan pemeriksaan kontak khususnya keluarganya atau gurunya di sekolah,” ungkap dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung.

Adapun pengobatan yang dilakukan cukup berbeda. Pada kusta basah diharuskan minum obat selama 1 tahun, sedangkan kusta kering hanya minum obat selama 6 bulan.

Kemenkes juga berupaya selalu aktif dalam melakukan sosialisasi Kesehatan mengenai penyakit kusta.

Baca Juga: Tak Hanya Atasi Cacingan Pada Anak, Ini 8 Manfaat Kulit Mangga Bagi Kesehatan

Upaya lainnya dari pemerintah yaitu dengan membuat Program Pencegahan dan Penanggulangan (P2) Kusta yang masuk sebagai Program Prioritas Nasional (Pro-PN) serta memberikan dukungan berupa dana bantuan bagi pelaksanaan program baik di pusat sampai ke daerah.***

 

Editor: Muhammad Khusaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah