Apakah Penyakit Alzheimer dan Pikun Itu Sama? Berikut Penjelasannya

7 November 2020, 20:05 WIB
Perbedaan Alzheimer dengan Pikun /PIXABAY/Besnopile

RINGTIMES BALI – Lupa meletakkan barang, tersesat ketika keluar rumah tanpa ditemani, hingga emosi yang naik-turun, menjadi gejala demensia atau pikun yang sering dialami oleh mereka yang sudah lanjut usia.

Pikun, menjadi sebutan untuk orang tua yang sering mengalami hal-hal tersebut. Kondisi seperti itu sejak lama dianggap menjadi hal yang lumrah jika dialami oleh orang lanjut usia. Beberapa orang pun menyebutnya dengan sebutan ‘penyakit tua’.

Demensia Alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum ditemui di  kalangan masyarakat. Di Indonesia, istilah yang paling dekat dengan demensia memang adalah pikun. Pikun biasanya identik dengan gangguan daya ingat.

Baca Juga: Jenis-jenis Pikun dan Faktor yang Mempengaruhinya

Namun demensia tidak terbatas pada gangguan daya ingat saja, penurunan fungsi kognitif atau fungsi pikir yang terjadi akhirnya juga dapat menyebabkan gangguan.

Seperti dalam membuat perencanaan dan keputusan, gangguan berbahasa, gangguan otak dalam memproses sinyal visual yang ditangkap oleh mata, dll.

Demensia bukanlah bagian normal dari penuaan, demensia disebabkan oleh berbagai jenis penyakit, yang memang lebih umum ditemui pada lansia. Meski tidak menutup kemungkinan juga dapat terjadi pada orang yang berusia lebih muda.

Baca Juga: Hasil Kualifikasi MotoGP Eropa 2020, Valentino Rossi 'Comeback' Hanya berada di Urutan Ini

Dilansir ringtimesbali.com dari Alzheimer’s Indonesia, alzheimer merupakan suatu penyakit degeneratif dan progresif yang tidak dapat sembuh dan hanya bisa diperlambat.

Cara penanganan yang ada saat ini hanya bertujuan untuk meredakan gejala, memperlambat perkembangan penyakit, serta membantu untuk dapat tetap hidup semandiri mungkin.

Banyaknya orang yang tidak memahami kondisi tergelincirnya memori seperti itu sebagai kondisi demensia, membuat penyakit ini sering terabaikan. Padahal, beberapa penelitian telah menyebut bahwa gejala demensia dapat terlihat 12 tahun sebelum pasien didiagnosa.

Baca Juga: Wajib Tahu, Gejala Pikun dan Pengobatan yang Dapat Dilakukan

Periset di Amerika Serikat menemukan 80 persen pasien demensia, mulai mengalami penurunan ingatan bertahun-tahun sebelumnya.

Memang, sebagian para ahli mengatakan tidak perlu khawatir kepada pasien yang mengeluhkan sering lupa meletakkan barang.

Namun tetap saja, jika situasi seperti itu sering dilakukan oleh lansia, anggota keluarga yang lain harus mulai menyadari dan melakukan pencegahan untuk membuat kondisinya tidak semakin akut.

Baca Juga: Mengapa Orang Bisa Pikun? Berikut Penjelasan dan Penyebabnya

Bagaimana cara membedakan lupa normal dan lupa yang disebabkan oleh adanya demensia? Jika lupa biasa (apalagi pada lansia), biasanya mereka dapat mengingat kembali.

Meskipun membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengingatnya, atau dengan pancingan tertentu. Hal ini disebabkan karena lupa biasa, maka untuk activity daily living (ADL) pun juga masih mandiri.

Sedangkan pada demensia, lupa akan hal yang baru sehingga akan bertanya berulang-ulang, dan dalam melakukan ADL pun juga perlu bantuan karena tidak bisa melakukannya sendiri.***

Editor: Dian Effendi

Tags

Terkini

Terpopuler