Awas, Jangan Coba-Coba Tahan Ketut, Begini Akibatnya

20 Juli 2020, 11:15 WIB
ILUSTRASI kentut yang dikabarkan dapat menyebarkan virus corona.* /New York Post/.*/New York Post

RINGTIMES BALI - Tiap hari setiap manusia pasti kepingin ketut karena kentut itu adalah proses alami yang terjadi begitu saja tanpa bisa diatur waktunya.

Hanya saja terkadang setiap orang merasa malu mengeluarkan kentut, terlebih jika kentut itu berbunyi keras dan bau. Terlebih jika itu terjadi di tempat umum, sudah pasti setiap orang berusaha menahan kentut.

Lalu tahukah ada tindakan menahan kentut itu bisa berdampak buruk pada kesehatan sesorang. Terutama jika terlalu sering menahan kentut. Berikut ulasannya, efek terhadap tubuh jika keseringan menahan kentut.

Baca Juga: Temuan Kerangka Manusia Tanpa Tengkorak di Pinggir Sungai Gegerkan Warga Sibang Gede

Berita ini sebelumnya telah terbit di hellosehat.com dengan judul Yang Akan Terjadi Pada Tubuh Saat Kita Menahan Kentut

Bagaimana bisa terjadi kentut?

Kentut berasal dari gas. Biasanya jika terjadi penumpukan gas dalam tubuh, maka tubuh akan mencoba untuk membuang penumpukan gas.

Tubuh akan mengeluarkan gas dengan dua cara, yakni dengan cara gas keluar melalui sendawa dan keluar dengan cara kentut melalui anus.

Baca Juga: 'Sugeng Tindak', Penyair Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia karena Sakit

Sendawa berasal dari kebanyakan menelan udara. Ketika kita sedang berbicara atau mengunyah permen karet, menelan udara berlebihan memang tidak dapat dihindari.

Ada juga beberapa makanan yang dapat menyebabkan gas berlebihan. Makanan tersebut harus difermentasi sehingga menimbulkan asam dan gas.

Gas yang berlebihan terjadi ketika terperangkap di usus, sehingga menyebabkan perut kembung.

Baca Juga: Update Kasus Covid-19 Nasional: Positif Tambah 1.639 Orang, Total 86.521 Orang

Pelepasan gas pada perut dikaitkan dengan jumlah gas pada usus, dan bergantung pada aktivitas motorik usus.

Berikut ini beberapa alasan gas berlebihan terperangkap di dalam tubuh:

Menelan udara. Proses ini dipicu oleh perubahan otot yang mengontrol asupan udara.

Baca Juga: Aneh Anjing di Suntik Mati Setelah Dinyatakan Positif Covid-19

Memakan terlalu cepat sehingga makanan tidak terkunyah dengan baik, sehingga makanan sulit untuk dicerna.

Akumulasi gas yang berbau. Kentut yang berbau disebabkan bakteri usus besar yang memproduksi gas selama fermentasi sisa makanan yang tidak diserap.

Perubahan bakteri. Gas juga bergantung pada komposisi bakteri yang tinggal di dalam sistem pencernaan. Setiap orang memiliki komposisi bakteri yang berbeda-beda.

Baca Juga: Wacana Sanksi Tak Gunakan Masker di Jawa Barat terus Tuai Kritik

Sembelit. Kondisi ini terjadi karena perpanjangan proses fermentasi makanan dalam sistem pencernaan, yang meningkatkan produksi gas di dalam tubuh.

Menahan kentut, sehat atau tidak?

Ketut atau buang anggin sembarangan memang dianggap tidak sopan apalagi ketut itu bau, tentu saja mengganggu orang lain.

Baca Juga: Waduh, Dua Gempabumi Tektonik dalam waktu Dekat Dirasakan di Sumbawa

Sedangkan, ketika kentut tidak berbau, hanya berbunyi dan diketahui orang-orang, sering kali hal ini hanya akan membuat kita malu.

Namun, menahan kentut dapat menyebabkan panas perut, kembung, dan gangguan pencernaan.

Tekanan usus dapat menyebabkan gas terperangkap, serta memiliki kemungkinan meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah.

Baca Juga: Kata Poppy, Parto dan Maia Estianty 'bak' Tom and Jerry

Menahan gas mungkin tidak berbahaya untuk Anda, namun Anda akan merasa begah dan tidak enak.

Menurut Lisa Ganjhu, seorang dokter dari osteopati dan asisten dosen klinis kedokteran dan gastroenterologi di NYU Langone Medical Center New York City, yang dikutip oleh situs Women’s Health, segala sesuatu yang mempengaruhi aliran di bawah dapat mempengaruhi aliran di atasnya.

Dalam kasus ini, aliran tersebut adalah sistem pencernaan. Ketika menahannya, penumpukan udara pun bertambah di saluran pencernaan, sehingga udara terdorong ke atas, yang menyebabkan perut kembung dan ketidaknyamanan pada perut.

Baca Juga: Update Covid-19 Minggu 19 Juli di Bali, Pasien Positif 2.745 tambah 55 Orang dari Transmisi Lokal

Selain itu, menahan kentut memang tidak akan melukai Anda secara langsung, namun usus akan menggelembung seperti balon karena penyumbatan gas tersebut.

Jika dinding usus memiliki kelemahan, akhirnya bisa meledak. Ketika hal tersebut sampai terjadi, kantong-kantong pun terbentuk, dikenal juga dengan sebutan divertikula.

Fatalnya, kalau kantung-kantung tersebut terinfeksi, hal ini akan menyebabkan kondisi yang mengancam nyawa dan rasa nyeri.

Baca Juga: Pelaku Predator Anak Umur Belasan Tahun Dibekuk Polisi

Kasus ini jarang terjadi, kemungkinan untuk terjadi dapat dialami oleh pasien dengan penyakit serius.

Namun, ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa kasus divertikulitis sering ditemui pada usia lanjut dan sudah menjadi kasus yang umum.

Apa yang harus dilakukan ketika ingin buang angin?

Baca Juga: Wabup Kembang Ajak Masyarakat Bersihkan Pantai Dari Sampah Plastik

Tentu saja, jangan menahannya. Anda bisa pergi ke toilet atau tempat sepi, jika Anda merasa tidak nyaman atau takut mengganggu untuk mengeluarkannya di tempat ramai.

Jika Anda ingin mengatasi kentut yang mungkin berlebihan, Anda bisa mengonsumsi probiotik.

Makanan sumber probiotik dapat membantu Anda dengan cara menyelaraskan fungsi bakteri di tubuh Anda.

Baca Juga: Kadin Gianyar Ajak Generasi Muda Rebut Peluang Bisnis Online

Anda bisa mendapatkannya pada yogurt, kimchi, atau Anda bisa juga mencoba pil suplemen yang mengandung probiotik.

Cara lainnya adalah hindari makanan yang sulit untuk dicerna, salah satunya adalah pemanis buatan.

Anda juga bisa menambahkan rempah pada diet Anda, rempah tersebut bisa berupa jahe, kunyit, jinten, licorice (akar manis).

Baca Juga: Masyarakat Tercecer Bupati Gianyar Siapkan Sembako Susulan

Bahan-bahan tersebut dapat membantu masalah pencernaan. Jika Anda tidak menyukai rempah, Anda bisa mengonsumsi teh.

Ada lagi hal paling mudah untuk diaplikasikan, yaitu meminum banyak air.

Ketika memakan serat, air berfungsi untuk melunakkannya sehingga membantu melawan sisa-sisa yang keras untuk dicerna dalam sistem pencernaan.***(hellosehat.com/Rizki Pratiwi)

 

Editor: I Dewa Putu Darmada

Sumber: Hello Sehat

Tags

Terkini

Terpopuler