Bahan Berbahaya Terkandung dalam Obat Nyamuk, yang Diduga Tewaskan Ki Galang Pamungkas

4 Mei 2021, 16:00 WIB
Jro Balian I Wayan Merta alias Ki Galang Pamungkas penasehat LBS yang suka pamer kesaktian semprotkan cairan Baygon ke mulut hingga meninggal /Facebook Palu Gada + FB/

RINGTIMES BALI - Kematian Penasihat Spiritual Laskar Bali Shanti (LBS) Kapak Jimbaran, Jro Balian I Wayan Merta atau dikenal Ki Galang Pamungkas yang diduga usai menyemprotkan cairan obat nyamuk Baygon, tentunya menyisakan duka mendalam bagi keluarganya.

Pihak keluarga Ki Galang Pamungkas sendiri sudah memberikan klarifikasi bahwa kematiannya bukan dikarenakan cairan obat nyamuk seperti yang diberitakan, melainkan dikarenakan sakit jantung.

Lantas seperti apakah sosok Ki Galang Pamungkas, benarkah ia memiliki ilmu kekebalan tubuh seperti yang diberitakan?

Baca Juga: Ki Galang Pamungkas Penasehat LBS Mendadak Meninggal Usai Semprotkan Obat Nyamuk ke Mulut

Pihak keluarga memang membenarkan jika Ki Galang suka menyemprotkan cairan Baygon ke dalam mulutnya namun hal itu dilakukan sudah lama pun terkait video yang viral belakangan ini di media sosial adalah video lama.

Seperti apakah bahayanya jika kita meminum cairan obat nyamuk atau menghirupnya? Dikutip ringtimesbali.com dari laman ui.ac.id, bahan yang terkandung dalam obat anti nyamuk sangat berbahaya.

Dr.rer.nat. Budiawan, ahli toksikologi kimia FMIPA UI menjelaskan, obat anti nyamuk terbuat dari bahan kimia sintetik. Seperti senyawa kimia organofosfat dan karbamat, yang termasuk dalam golongan pestisida.

Kedua bahan kimia tersebut bisa menghambat kerja enzim acetylcholinesterase (AChE), yaitu enzim yang berkerja pada sistem saraf otak dan dapat memicu transfer sinyal (neurotransmitter) pada saraf manusia.

Baca Juga: Keluarga Bantah Ki Galang Pamungkas Meninggal karena Obat Nyamuk: 'Serangan Jantung'

“Jadi jika kita merasa pusing, mual, setelah mencium obat anti nyamuk, itu tandanya kita sudah keracunan,” terangnya.

Selain bahan kimia organofosfat (diklorvos/DDVP) dan karbamat (antara lain, propoxur), kebanyakan obat anti nyamuk yang beredar saat ini mengandung bahan kimia aktif golongan pyrethroid, diantaranya allethrin, bioallethrin dan transflutrin.

“Tentu semua bahan insektisida pada prinsipnya sangat berbahaya. Apalagi jika digunakan secara tidak proporsional, dapat memicu terjadinya kerusakan sistem saraf,” jelas Budiawan.

Apalagi pada beberapa obat anti nyamuk yang beredar di pasaran, ada penambahan S2 (octachloro dipropyl ether).

S2 menyebabkan obat anti nyamuk lebih ampuh membunuh segala nyamuk dan serangga lainnya, sepert kecoa, lalat, semut.

Baca Juga: Tiga Jam Alami Mesin Mati, 3 Nelayan Asal Denpasar Akhirnya Berhasil Diselamatkan di Perairan Pantai Geger

“Asal tahu jika dimasukan s2 jadinya lebih berbahaya bagi manusia, karena jika dibakar, bahan tersebut dapat menghasilkan BCME (bischloromethyl ether) yang berisiko memicu kanker paru-paru,” tutup Budiawan.

Sebagaimana diberitakan ringtimesbali.com sebelumnya, Ki Galang Pamungkas diduga tewas akibat menenggak obat nyamuk cair yang ia semprotkan ke dalam mulutnya.

Ia meninggal pada Minggu 2 Mei 2021 di salah satu rumah sakit di kawasan Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali.

Meninggalnya Ki Galang Pamungkas yang kerap disebut manusia Baygon ini, banyak masyarakat menyebut jika ia meninggal lantaran sering mengonsumsi cairan pembasmi serangga obat nyamuk sebagai wujud uji kesaktiannya.***

Editor: Muhammad Khusaini

Sumber: ui.ac.id

Tags

Terkini

Terpopuler