2 Cara Mengatasi Perilaku Overthinking Menurut dr Andreas Kurniawan

9 Maret 2021, 08:45 WIB
2 cara mengatasai overthinking menurut dr Andreas Kurniawan. /youtube.com/Adjie SantosoputroTV

 

 

RINGTIMES BALI – Praktisi kesehatan mental Adjie Santosoputro (Adjie) mengadakan segmen Obrolan Sehat Mental (OSeM). 

Segmen ini diadakan dalam format Instagram Live @adjiesantosoputro, mengundang dr Andreas Kurniawan, SpKJ (@dr.ndraemon) selaku narasumber topik ‘Overthinking’.

Pada sesi ini, dr Andreas Kurniawan menyinggung peranan mindfulness dan CBT dalam mengatasi overthinking (perilaku berpikir berlebihan tanpa ada problem-solving).

 Baca Juga: 5 Kesalahan Orang Tua yang Bisa Merusak Mental Anak, Cegah Sebelum Terlambat

Mindfullnes dalam Meminimalisir Overthinking

Tahapan pertama mengatasi overthinking adalah meyakinkan diri sendiri dalam menerima realita.

“Kita akan lebih menderita di dalam pikiran dibandingkan dalam kenyataan,” ujar dr. Andreas.

Pasalnya, dalam konsep mindfulness, penderitaan merupakan judgement yang diberikan otak manusia.

Baca Juga: 3 Penyebab Gangguan Mental Yang Jarang Disadari

“Hampir semua hal adalah netral, hanya saja otak kita memberikan judgement ini orang baik atau tidak, tindakan ini merugikan atau tidak,” ungkap dr Andreas Kurniawan.

“Mindfulness melatih seseorang untuk berjarak dengan pikiran agar dapat mengobservasi perspektif, sehingga overthinking dapat mereda,” tambah Adjie.

Tahap kedua adalah menyadari langkah antisipasi bila realita tidak sesuai ekspektasi. 

Baca Juga: 14 Tanda Orang Mengidap Gangguan Mental Yang Kerap di Sepelekan

dr Andreas Kurniawanmengemukakan bahwa overthinking merupakan hasil skenario otak dengan presentase probabilitas kejadian 50 persen.

“Rancangan yang kita buat dapat terjadi maupun tidak, dan kita sebaiknya fokus kepada hal yang bisa dikendalikan,” ujarnya.

Bila situasi masih belum kondusif, tahap selanjutnya adalah belajar menerima. 

Baca Juga: 3 Tanda Orang Punya Mental Lemah, Salah Satunya Mudah Tersinggung

“Semua yang kita lakukan itu tidak sia-sia bila kita melihatnya sebagai paradigma belajar,” papar dr Andreas Kurniawan.

Tidak hanya diminimalisir. Perilaku overthinking seseorang juga dapat diperbaiki dengan melakukan Cognitive Behaviour Theraphy (CBT) atau terapi berpikir kognitif.

Bagaimana CBT bekerja?

Istilah neuro-science ‘metakognisi’ (mengenali pikiran pribadi) diperlukan dalam memperbaiki pola pikir overthinking.

Baca Juga: Lingkungan Kerja dan Pendidikan Bisa Menjadi Titik Awal Masalah Kesehatan Mental

Dalam hal ini, dr Andreas Kurniawan menyatakan bahwa Cognitive Behaviour Theraphy (CBT) merupakan terapi yang tepat.

“Cognitive artinya pikiran, behaviour artinya perilaku, jadi ini merupakan terapi untuk mengenali bagaimana pikiran dan perilaku seseorang,” ujarnya.

dr Andreas Kurniawan juga memperkenalkan istilah cognitive error (pola pikir yang salah), ditandai oleh pemikiran yang berkata kunci ‘selalu’ dan ‘pasti’.

Baca Juga: Simak Remaja yang Rawan Mengalami Gangguan Kesehatan Mental, Khususnya Saat Pandemi

Dengan menganalisis pola pikir tersebut, didapat kata kunci yang lebih adaptif, seperti mengganti kata ‘selalu’ dengan ‘hari ini’.

“Contohnya, A selalu membuat kesalahan, pasti akan diulangi lagi,” papar dr. Andreas.

“Dia hari ini membuat kesalahan, belum tentu akan diulangi lagi,” tambahnya.

Kabarnya, overthinking biasa disebabkan oleh jumping to conclusion (menyimpulkan sesuatu dengan data minim).

Baca Juga: Kenali 4 Alasan Tubuh Inginkan Dopamine di Fase Kecanduan, dr. Jiemi Adrian: Jangan Melabeli Diri

Salah satu fungsi CBT adalah menekan situasi jumping to conclusion, sehingga otak diberikan jeda mengobservasi situasi sehingga mendapatkan persepsi yang lebih tepat.

“Sehingga ketika seseorang membalas chat dengan singkat, belum tentu menandakan respon ketidaknyamanan, bisa jadi memang realitanya sedang sibuk,” papar dr Andreas Kurniawan.

Dokumentasi Instagram live ini ditayangkan ulang pada kanal Youtube Adjie SantosoputroTV.

Baca Juga: 5 Kesalahan Orang Tua yang Bisa Merusak Mental Anak, Cegah Sebelum Terlambat

Dilansir Ringtimesbali.com dari kanal Youtube tersebut, Adjie juga mengundang beberapa narasumber lain di segmen Obrolan Sehat Mental (OSeM), seperti Analisa Widyaningrum dan Sara Wijayanto.***

 

Editor: Muhammad Khusaini

Tags

Terkini

Terpopuler