Prancis telah dituduh mendukung komandan militer pemberontak yang berbasis di timur, Khalifa Haftar, pada April 2019 dengan melancarkan serangan untuk merebut kendali ibu kota dari Pemerintah Kesepakatan Nasional yang diakui secara internasional.
Aksi itu menyebabkan pembunuhan lebih dari 1.000 orang
Menurut Pierre Razoux dari Mediterranean Foundation of Strategic Studies, strategi Erdogan ditujukan untuk mendorong Prancis ke langkah yang salah.
Baca Juga: Waduh! Ace Hardware Digugat Pailit, Cek Fakta-Faktanya Berikut Ini
Langkah itu juga mengalihkan perhatian dari masalahnya sendiri di dalam dan luar negeri.
"Erdogan mencoba mengisolasi Prancis dan memecah belah Eropa, jadi dia menembaki semua silinder," kata Razoux.***(Tim WE)